Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Mobkas Grup ASSA (ASLC) Tak Khawatir Era Suku Bunga Tinggi! 

Autopedia Sukses Lestari (ASLC) mengantisipasi kondisi ekonomi makro saat ini dengan memperhatikan perubahan pola konsumsi mobil bekas.
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dipamerkan di Jakarta, Minggu (24/4/2022). Emiten mobil bekas Autopedia Sukses Lestari (ASLC) tidak mengkhawatirkan era suku bunga tinggi. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dipamerkan di Jakarta, Minggu (24/4/2022). Emiten mobil bekas Autopedia Sukses Lestari (ASLC) tidak mengkhawatirkan era suku bunga tinggi. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penjualan mobil bekas, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) mengungkapkan sejumlah risiko masih membayangi target pertumbuhan perseroan tahun ini, salah satunya suku bunga yang bakal naik dan pasar mobil baru yang melamban.

Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari Jany Candra menjelaskan perseroan mengantisipasi kondisi ekonomi makro saat ini dengan memperhatikan perubahan pola konsumsi mobil bekas.

Seiring dengan naiknya suku bunga The Fed dan inflasi dunia membuat Bank Indonesia (BI) mau tidak mau dalam waktu dekat bakal menaikkan suku bunga acuannya.

Ketika suku bunga acuan meningkat, suku bunga kredit pun bakal turut terkerek dan memberatkan konsumen mobil bekas yang membeli dengan sistem kredit.

"Antisipasi ekonomi makro, memang penjualan otomotif normalnya 50 persen dengan financing kredit mobil bekas itu, sejak pandemi penjualan kredit menurun di bawah 50 persen. Dengan demikian, dampak suku bunga tak akan signifikan seperti dampaknya terhadap penjualan mobil baru," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (22/6/2022).

Dia menyebut penjualan mobil bekas secara kredit kecil secara persentase saat ini lebih kecil dibandingkan dengan biasanya yang mencapai 50 persen.

Lebih lanjut, menurutnya, terdapat beberapa kendala bisnis saat ini karena muncul ketidakpastian ekonomi akibat perang di Ukraina yang berdampak pada inflasi global dan indeks kepercayaan konsumen yang bakal diikuti pengetatan suku bunga perbankan.

"Aspek-aspek ini sedang kami kaji pengaruhi capaian target kami di segmen mobil bekas ini. Namun, sampai saat ini perseroan masih tetap pada target penjualan Rp500 miliar hingga akhir tahun," terangnya.

Pendapatan emiten berkode ASLC ini naik 47 persen menjadi Rp69 miliar hingga kuartal I/2022. Dengan target penjualan Rp500 miliar hingga akhir tahun, pencapaian ini masih di bawah standar.

Kendati demikian, Jany optimistis sesuai rencana pengembangan bisnis, pertumbuhan pendapatan terbesar datang dari lini bisnis penjualan mobil bekas ke pelanggan akhir melalui Caroline.id. Bisnis ini baru berjalan pada Februari 2022 pasca IPO, sehingga kinerjanya masih bakal tumbuh eksponensial pada tahun ini.

ASLC menargetkan penjualan mobil bekas melalui Caroline dapat mencapai 2.000 unit pada 2022. Seiring dengan pengembangan infrastruktur teknologi dan jaringan offline layanan tersebut dari 8 titik menjadi 20 titik pada 2022,

Komisaris Autopedia Sukses Lestari sekaligus Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menegaskan masalah saat ini tidak hanya dari pembiayaan mobil bekas bagi konsumen yang mungkin membengkak.

"Produksi mobil baru terkendala karena berkurangnya semikonduktor, logistik suku cadang juga bermasalah seiring lockdown China, sehingga orang memperpanjang kepemilikan mobil bekasnya," terangnya.

Dengan demikian, permintaan mobil bekas juga naik dengan suplai terbatas seiring dengan hukum permintaan dan penawaran membuat harga mobil bekas naik.

"Mengenai asuransi dan finance kami berkolaborasi, tak akan membuat perusahaan pembiayaan sendiri, ini membuat kami lebih optimistis kalau kolaborasi dengan lembaga keuangan dan asuransi, di Autopedia arahnya ke sana," tuturnya.

Saham ASLC dipegang oleh induknya ASSA sebanyak 77,6 persen. Selanjutnya, publik memegang 20 persen saham ASLC dan sisanya dipegang oleh jajaran komisaris dan direksi. Perusahaan yang menjadi bagian dari grup Triputra ini juga memegang perusahaan lelang terbesar di Indonesia PT JBA Indonesia dengan kepemilikan 84,4 persen

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper