Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penjualan mobil bekas, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) mengungkapkan sejumlah risiko masih membayangi target pertumbuhan perseroan tahun ini, salah satunya suku bunga yang bakal naik dan pasar mobil baru yang melamban.
Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari Jany Candra menjelaskan perseroan mengantisipasi kondisi ekonomi makro saat ini dengan memperhatikan perubahan pola konsumsi mobil bekas.
Seiring dengan naiknya suku bunga The Fed dan inflasi dunia membuat Bank Indonesia (BI) mau tidak mau dalam waktu dekat bakal menaikkan suku bunga acuannya.
Ketika suku bunga acuan meningkat, suku bunga kredit pun bakal turut terkerek dan memberatkan konsumen mobil bekas yang membeli dengan sistem kredit.
"Antisipasi ekonomi makro, memang penjualan otomotif normalnya 50 persen dengan financing kredit mobil bekas itu, sejak pandemi penjualan kredit menurun di bawah 50 persen. Dengan demikian, dampak suku bunga tak akan signifikan seperti dampaknya terhadap penjualan mobil baru," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (22/6/2022).
Dia menyebut penjualan mobil bekas secara kredit kecil secara persentase saat ini lebih kecil dibandingkan dengan biasanya yang mencapai 50 persen.
Lebih lanjut, menurutnya, terdapat beberapa kendala bisnis saat ini karena muncul ketidakpastian ekonomi akibat perang di Ukraina yang berdampak pada inflasi global dan indeks kepercayaan konsumen yang bakal diikuti pengetatan suku bunga perbankan.
"Aspek-aspek ini sedang kami kaji pengaruhi capaian target kami di segmen mobil bekas ini. Namun, sampai saat ini perseroan masih tetap pada target penjualan Rp500 miliar hingga akhir tahun," terangnya.
Pendapatan emiten berkode ASLC ini naik 47 persen menjadi Rp69 miliar hingga kuartal I/2022. Dengan target penjualan Rp500 miliar hingga akhir tahun, pencapaian ini masih di bawah standar.
Kendati demikian, Jany optimistis sesuai rencana pengembangan bisnis, pertumbuhan pendapatan terbesar datang dari lini bisnis penjualan mobil bekas ke pelanggan akhir melalui Caroline.id. Bisnis ini baru berjalan pada Februari 2022 pasca IPO, sehingga kinerjanya masih bakal tumbuh eksponensial pada tahun ini.
ASLC menargetkan penjualan mobil bekas melalui Caroline dapat mencapai 2.000 unit pada 2022. Seiring dengan pengembangan infrastruktur teknologi dan jaringan offline layanan tersebut dari 8 titik menjadi 20 titik pada 2022,
Komisaris Autopedia Sukses Lestari sekaligus Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menegaskan masalah saat ini tidak hanya dari pembiayaan mobil bekas bagi konsumen yang mungkin membengkak.
"Produksi mobil baru terkendala karena berkurangnya semikonduktor, logistik suku cadang juga bermasalah seiring lockdown China, sehingga orang memperpanjang kepemilikan mobil bekasnya," terangnya.
Dengan demikian, permintaan mobil bekas juga naik dengan suplai terbatas seiring dengan hukum permintaan dan penawaran membuat harga mobil bekas naik.
"Mengenai asuransi dan finance kami berkolaborasi, tak akan membuat perusahaan pembiayaan sendiri, ini membuat kami lebih optimistis kalau kolaborasi dengan lembaga keuangan dan asuransi, di Autopedia arahnya ke sana," tuturnya.
Saham ASLC dipegang oleh induknya ASSA sebanyak 77,6 persen. Selanjutnya, publik memegang 20 persen saham ASLC dan sisanya dipegang oleh jajaran komisaris dan direksi. Perusahaan yang menjadi bagian dari grup Triputra ini juga memegang perusahaan lelang terbesar di Indonesia PT JBA Indonesia dengan kepemilikan 84,4 persen