Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melemah pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (31/5/2021). Mayoritas mata uang Asia juga terpantau melemah di hadapan dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 21,5 poin atau 0,15 persen ke posisi 14.578 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,348 poin atau 0,34 persen ke posisi 101,67.
Selain rupiah, beberapa mata uang lain di kawasan Asia juga melemah di hadapan dolar AS, di antaranya adalah yen Jepang yang turun 0,05 persen, yuan China melemah 0,04 persen, dan dolar Singapura melemah 0,22 persen terhadap dolar AS.
Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan penguatan dolar AS disebabkan oleh naiknya tingkat imbal hasil surat berharga pemerintah AS pagi ini, dan aksi beli dolar AS.
"Kekhawatiran pasar terhadap tertahannya kebijakan moneter The Fed yang agresif dengan turunnya target tingkat suku bunga setelah laporan inflasi yang dianggap membaik, menyebabkan turunnya minat pasar terhadap dolar AS sejak pekan lalu," tulis MIFX dalam riset harian, Selasa (31/5/2022).
Namun, masih tingginya harapan kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan FOMC pada Juni masih menopang minat beli dolar AS.
Baca Juga
Adapun, dari dalam negeri, sebelumnya Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator yang dimaksud yaitu nilai tukar dan inflasi.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu 4 Mei 2022, lanjutnya, perkembangan inflasi sampai dengan Minggu keempat Mei 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,35 persen (M to M).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,51 persen year-to-date, dan secara tahunan sebesar 3,50 persen (YoY).
Walaupun mata uang rupiah menguat, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan ekonomi global yang terus melambat akibat dari inflasi yang tinggi disebabkan oleh krisis invasi Rusia ke Ukraina yang terus meningkat.
Sesuai prediksi Ibrahim, hari ini rupiah ditutup melemah dan begerak di rentang Rp14.530- Rp14.580.