Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fluktuatif Sepanjang Perdagangan, Mayoritas Indeks Wall Street Ditutup Menguat

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,44 persen ke level 34.861,24, sedangkan indeks S&P 500 ditutup menguat 0,51 persen ke 4.543,06.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat setelah mengalami hari yang fluktuatif pada perdagangan Jumat (25/3/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,44 persen ke level 34.861,24, sedangkan indeks S&P 500 ditutup menguat 0,51 persen ke 4.543,06.

Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite berakhir melemah 0,16 persen ke 14.169,30. Imbal hasil obligasi Treasury tenor dua tahun naik 14 basis poin menjadi 2,28 persen.

S&P 500 terus berfluktuasi sepanjang pekan ini karena investor bergulat dengan risiko pemulihan ekonomi dari pengetatan kebijakan moneter serta perang Rusia-Ukraina. Di tengah volatilitas tersebut, indeks masih mencatat penguatan mingguan sebesar 1,79 persen.

Nancy Daoud dari Ameriprise Financial Services LLC mengatakan pekan ini menjadi bukti bahwa pelaku pasar tidak perlu terlalu khawatir terhadap volatilitas jangka pendek karena indeks terlihat rebound dengan cepat setelah melemah.

"Ini adalah konfirmasi yang bagus bahwa waktu di pasar jauh lebih baik dan jauh lebih efektif daripada menentukan timing di pasar," ungkap Daoud, dikutip Bloomberg, Sabtu (26/3/2022).

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS menguat karena pasar terus meningkatkan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve. Imbal hasil Treasury 10 tahun tercatat naik menjadi 1,697 persen.

Ekonom Citigroup Inc. meningkatkan perkiraan mereka untuk kenaikan suku bunga tahun ini, termasuk empat kali kenaikan sebesar 50 basis poin.

Di pasar komoditas, minyak berbalik menguat menyusul berita pemberontak Yaman meningkatkan serangan terhadap situs energi dan listrik di Arab Saudi. Minyak mentah WTI naik mendekati US$113 per barel setelah sebelumnya jatuh di bawah US$109 per barel.

Presiden The Fed New York John Williams mengatakan laju kenaikan suku bunga akan didorong oleh data, termasuk kenaikan suku bunga 50 basis poin jika diperlukan. Invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan harga bahan baku, memicu ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga Fed yang lebih agresif.

Sementara itu, pemerintahan Biden semakin khawatir bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin terus meningkatkan serangan meski sanksi terhadap Rusia semakin meluas. AS dan sekutunya memperingatkan Putin agar tidak menggunakan senjata biologis, kimia, atau nuklir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper