Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Kripto Indonesia Meleset dari Target, Bappebti Bilang Terhambat Pandemi

Bursa khusus perdagangan aset kripto di Indonesia belum juga muncul ke permukaan. Mengapa?
Investor memantau pergerakan harga kripto melalui ponselnya di Jakarta, Minggu (20/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor memantau pergerakan harga kripto melalui ponselnya di Jakarta, Minggu (20/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa khusus perdagangan aset kripto di Indonesia belum juga muncul ke permukaan. Mengapa?

Padahal sebelumnya Badan Pengawas Pedagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sudah berencana meluncurkannya sejak akhir tahun lalu.

Plt. Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana mengungkapkan penyebabnya antara lain terhambat pandemi Covid-19.

“Progresnya sekarang secara evaluasi dokumen sudah masuk semua dan sudah kita lihat dan karena ada pertambahan beberapa exchanger baru, ini yang mau kita koordinasikan dulu. Karena tadinya ada 12, dicabut 1 jadi 11, kemudian sekarang tambah 7 jadi mau ada 18,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (24/3/2022).

Sebelumnya, peluncuran bursa kripto dijadwalkan Bappebti dilakukan pada akhir 2021. Namun, rencana itu gagal dan diundur untuk dilakukan di awal 2021.

Setelah itu, jadwal peluncurannya kembali dimundurkan untuk peluncuran menjadi pada akhir kuartal I/2022, tapi sampai tulisan ini dibuat tetap belum ada tanggal pasti, padahal kuartal I/2022 berakhir sepekan lagi.

Bappebti dilaporkan masih tengah menyusun sejumlah kebijakan dalam rangka finalisasi Digital Futures Exchange (DFX) sebagai bursa kripto resmi di Indonesia.

Kehadiran Bursa Kripto Indonesia, kata Wisnu, akan membantu memperkuat nilai tukar rupiah. Pasalnya, nilai transaksi aset kripto di Indonesia sudah sangat tinggi mencapai Rp859 triliun sepanjang 2021.

“Transaksi Rp859 triliun kalau tidak ada exchanger di Indonesia, anak muda mau main di mana? Pasti di luar negeri, tidak bisa pakai rupiah, harus cari dolar. Berarti Rp859 triliun rupiah akan menjadi dolar, rupiah akan melemah,” ungkapnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper