Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik 4 Hari Beruntun, Investor Menanti Data Inflasi AS

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang merosot ke 1,4271 persen membuat harga emas menguat.
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat ke level tertinggi sejak awal September pada akhir perdagangan Selasa (10/11/2021) waktu Amerika Serikat, seiring dengan melemahnya dolar dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Adapun investor menunggu data inflasi AS yang dijadwalkan akan dirilis pekan ini.

Mengutip Antara, Rabu (19/11/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$2,8 atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada US$1.830,80 per ounce, level tertinggi sejak 3 September dan memperpanjang kenaikan untuk hari keempat berturut-turut.

Sehari sebelumnya, Senin (8/11/2021), emas berjangka terangkat US$11,2 atau 0,62 persen menjadi US$1.828,00 , setelah melonjak US$23,3 atau 1,3 persen menjadi US$1.816,80 pada Jumat (5/11/2021), dan melambung US$29,6 atau 1,68 persen menjadi 1.793,50 pada Kamis (4/11/2021).

Dolar AS, yang telah dilacak emas sepanjang sesi, beringsut lebih rendah terhadap sekeranjang mata uang utama pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

"Investor berhati-hati di dekat level US$1.830- US$1.835 karena kita belum dapat menembusnya ke atas pada Juli dan Agustus," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Bank-bank sentral utama pekan lalu mengindikasikan suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil dan membantu logam membukukan minggu terbaiknya sejak akhir Agustus.

Namun, pasar tenaga kerja AS yang ketat dan dislokasi dalam rantai pasokan global dapat mengakibatkan angka harga-harga konsumen AS yang tinggi pada Rabu waktu setempat.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Selasa (9/11/2021) bahwa indeks harga produsen (PPI) naik 0,6 persen pada Oktober setelah naik 0,5 persen pada September. Dalam 12 bulan hingga Oktober, PPI meningkat 8,6 persen. Ini mendorong emas ke level tertinggi sejak 3 September.

"Jika pasar melihat angka indeks harga konsumen di atas ekspektasi maka argumen pasti akan mengarah ke bahwa Federal Reserve sekarang harus menaikkan (suku bunga) lebih cepat," kata analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig. Tetapi "The Fed tidak mengikuti buku peraturan," tambahnya.

Juga mendukung emas, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun merosot ke 1,4271 persen.

"Harga emas berada di puncak kesuksesan besar. Mempertimbangkan sentimen yang sangat buruk pada logam mulia selama beberapa bulan terakhir, rintangannya rendah bagi harga untuk menembus garis tren resistensi," kata analis TD Securities dalam sebuah catatan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 22,4 sen atau 0,91 persen, menjadi ditutup pada US$24,318 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik US$1,40 atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada US$1,061,40 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper