Bisnis.com, JAKARTA – Titah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menata bisnis hilir internet akan membawa perubahan lanskap bisnis sektor ini.
Seperti diketahui, setelah cukup lama menjadi pemain tunggal dalam bisnis rentang kabel internet dari BUMN, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. kedatangan pesaing dari kalangan perusahaan pelat merah juga. Penantang terbesar adalah PT Indonesia Comnets Plus (Icon+) sebagai anak usaha PT PLN (Persero). Lainnya PT Jasamarga Related Business (JMRB), anak usaha PT Jasa Marga Tbk. (JSMR).
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Senin (30/8/2021), Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sinyal untuk merapikan bisnis anak usaha PLN yakni Icon+ dengan Telkom.
Penggabungan tersebut dilakukan untuk menghindari persaingan bisnis antar-BUMN di sektor yang sama. Selain itu, penggabungan juga akan membuat kerja keduanya makin efektif dan sinkron.
Baca selengkapnya, klik di sini.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), mengikuti jejak kawan-kawannya sesama emiten infrastruktur pelat merah, akhirnya merilis laporan keuangannya untuk periode semester I/2021 pada Selasa (31/8/2021).
Sayangnya, seperti kawan-kawannya pula, rapor WIKA masih jauh dari kata memuaskan. Perusahaan sebenarnya masih mampu menghindari kerugian dan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp83,41 miliar.
Baca selengkapnya, klik di sini.
Sejumlah Emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps unjuk gigi sepanjang Agustus 2021.
Mereka di antaranya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi penggerak utama indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang Agustus 2021. Bagaimana prospeknya sepanjang September 2021?
Baca selengkapnya, klik di sini.
Baru-baru ini OJK kembali memberikan pernyataan baru mengenai pengaturan di industri bank digital. Dalam hal ini OJK bakal membuat sistem untuk menilai bagaimana sebuah bank dapat mengklaim dirinya sebagai bank digital.
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto mengatakan hal ini dilakukan untuk mencegah bank-bank yang mengklaim menjadi digital, tetapi sebenarnya belum sepenuhnya digital. Dia khawatir, klaim sepihak sebagai bank digital dilakukan untuk mendorong nilai saham naik.
Baca selengkapnya, klik di sini.
Meski mengalami koreksi kinerja, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) rupanya tak memiliki rencana untuk mengubah pendekatan strategi bisnisnya.
Di tengah kontraksi pertumbuhan laba pada semester I/2021, manajemen optimistis bahwa lima strategi prioritas yang jadi andalan perseroan dalam beberapa tahun terakhir masih relevan.
Baca selengkapnya, klik di sini.