Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Pulih, Awan Hitam Selimuti Prospek Emas di Masa Depan

Tren perbaikan ekonomi di AS akan memicu keluarnya dana investor dari pasar ETF dan bursa berjangka.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun harga emas meningkat tajam pada awal minggu ini, analis ternyata masih pesimistis dengan proyeksi komoditas berharga ini ke depannya.

Analis menilai penurunan harga emas dipicu akibat data lapangan kerja AS yang lebih kuat serta repons memborong dolar AS. Seperti diketahui, dolar AS dan emas memiliki hubungan yang berkebalikan. Ketika dolar AS menguat terhadap mata uang lain, emas akan jatuh karena harganya lebih mahal di mata uang lain dan melemahkan permintaan.

"Sell-off di harga emas pada Senin lalu [9/8/2021] dipicu oleh pasar Asia yang memborong dolar AS dan menjual emas merespon kuatnya data penghasilan AS pada Juli," kata Analis Komoditas Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar, dikutip dari CNBC International.

Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan kenaikan pendapatan dari sektor nonpertanian hingga mencapai 943.000 pekerjaan baru pada bulan Juli, melampaui proyeksi 845.000 pekerjaan baru.

Sementara itu, Dhar melihat ke depannya akan sulit bagi komoditas berharga seperti emas atau perak untuk tetap bullish. Dia meramal harga emas akan mencapai US$1.700 per ounce pada kuartal I/2022.

Federal Reserve bahkan diperkirakan akan mengkaji ulang pelonggaran kebijakannya dan memperlambat stimulus seiring dengan ekonomi yang mulai pulih dari pandemi.

Bank sentral AS tersebut saat ini masih menahan suku bunga mendekati nol. Namun, sejumlah pejabat Fed mulai memberikan sinyal kuat bahwa tapering akan segera dimulai dan kenaikan suku bunga semakin dekat.

Kepala Investasi UBS Global Wealth Management Dominic Schnider memperkirakan imbal hasil riil akan semakin mengarah ke positif dan ini menandakan penurunan untuk emas. Dia meyakini investor akan keluar dari ETF dan pasar berjangka.

"Saya pikir Anda akan melihat outflow. Saya tidak akan terkejut jika melihat 20 juta ounce emas meninggalkan ETF dan pasar berjangka," katanya. Schnider memperkirakan harga emas bisa jatuh ke level US$1.600 per ounce atau lebih rendah lagi.

Hari ini, Kamis (12/8/2021), PT Valbury Asia Futures mencatat harga emas menguat karena melemahnya dolar AS setelah data harga konsumen AS yang meredakan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan mengurangi dukungan ekonominya lebih cepat dari yang diharapkan.

Pada perdagangan Kamis (12/8/2021) pukul 07.48 WIB, harga emas spot koreksi 0,02 persen atau 0,34 poin menjadi US$1.751,36 per troy ounce. 

Emas Comex kontrak Desember 2021 naik 0,04 persen atau 0,7 poin menuju US$1.753,7 per troy ounce.

Harga emas Comex kontrak Desember 2021 naik 0,04 persen atau 0,7 poin menuju US$1.754 per troy ounce semalam. Mengutip Antara, perdagangan emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Rabu (11/8) karena IHK AS pada Juli, indikator utama inflasi, sesuai dengan harapan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper