Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Tekstil Milik Konglomerat Ini Tuntaskan Akuisisi Tambang Emas

PT Indo Rama Synthetics Tbk., telah merampungkan proses akuisisi perusahaan tambang emas.
Pabrik Isin Lanka Pve Ltd di Sri Lanka. Pabrik ini merupakan anak usaha PT Indo Rama Tbk, memproduksi spun yarn untuk tekstil dengan kualitas terbaik, baik cotton maupun sintetis, untuk pasar tekstil kelas atas./indorama
Pabrik Isin Lanka Pve Ltd di Sri Lanka. Pabrik ini merupakan anak usaha PT Indo Rama Tbk, memproduksi spun yarn untuk tekstil dengan kualitas terbaik, baik cotton maupun sintetis, untuk pasar tekstil kelas atas./indorama

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen bahan baku untuk industri tekstil dan kemasan milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indo Rama Synthetics Tbk., telah merampungkan proses akuisisi perusahaan tambang emas.

Mengutip keterbukaan informasi perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia, emiten berkode efek INDR itu menyampaikan telah merampungkan transaksi akuisisi 80 persen kepemilikan saham PT Cikondang Kancana Prima (CKP), yang memiliki aset tambang emas, pada 24 Februari 2021.

Hal itu melanjutkan penandatanganan perjanjian jual beli bersyarat saham CKP dari pemegang saham yang ada, sebagaimana telah disampaikan kepada publik pada 28 Desember 2020. Dengan demikian, CKP resmi menjadi salah satu entitas usaha INDR.

Presiden Direktur Indo Rama Synthetics Vishnu Swaroop Baldwa mengatakan bahwa dari transaksi itu tidak terdapat dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.

Sebelumnya, manajemen Indo Rama menyebut transaksi ini merogoh kocek hingga Rp300 miliar. Jumlah tersebut termasuk Rp50 miliar yang diberikan sebagai pinjaman berbunga kepada afiliasi dari pemegang saham yang menjual.  CKP merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan emas yang berada di Cianjur, Jawa Barat.

“Transaksi ini didanai oleh laba ditahan atau pendanaan internal,” papar Manajemen Indo Rama Synthetics.

Di lantai bursa, pada perdagangan Jumat (26/2/2021) saham INDR terkoreksi 2,19 persen ke posisi Rp3.130 per saham. Kapitalisasi pasar INDR saat ini di posisi Rp2,05 triliun.

Indo-Rama Synthetics merupakan perusahaan afiliasi Sri Prakash Lohia yang bergerak di bisnis petrokimia. Dia berada di urutan kelima dari daftar 50 orang Indonesia yang masuk jajaran orang terkaya 2020 versi Forbes.

Lohia merupakan pendiri Indorama Corporation. Forbes menaksir kekayaan yang dimilikinya mencapai US$6,4 miliar per 28 Desember 2020. Adapun, Indorama Holdings B.V. memegang kepemilikan saham 34,03 persen di Indo-Rama Synthetics (INDR) per 31 Februari 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper