Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang pound sterling berfluktuasi pada perdagangan Jumat (4/12/2020), di tengah spekulasi bahwa Inggris dan Uni Eropa hampir mencapai kesepakatan Brexit.
Dilansir dari Bloomberg, pound sterling menguat 0,3 persen ke level US$1,3494 setelah adanya laporan bahwa kesepakatan perdagangan akan dicapai pada akhir pekan. Tak lama setelahnya, mata uang Inggris tersebut melemah 0,1 persen.
Obligasi pemerintah Inggris melemah karena pelaku pasar menghindari aset safe haven, menaikkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun sebanyak dua basis poin, sebelum kembali berbalik melemah.
Harapan bahwa Uni Eropa dan Inggris dapat mencapai kesepakatan menjelang tenggat waktu 31 Desember telah mendorong penguatan pound, yang telah meningkat sekitar 9 persen terhadap dolar sejak Juni.
Pedagang telah mengambil isyarat dari lebih dari empat tahun drama Brexit untuk menyimpulkan kemungkinan resolusi di menit terakhir.
Analis valas Nomura International Plc, Jordan Rochester mengatakan pound sterling dapat mengalami kenaikan spontan lebih dari 1 persen menjadi US$1,3650 berdasarkan kesepakatan, sebelum naik ke US$1,40 tahun depan
“Mata uang akan melonjak dan kemudian ditindaklanjuti hingga Natal karena aset Inggris berkinerja lebih baik,”ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.
Rochester memperkirakan pound sangat mungkin mencapai level tertinggi sejak tahun 2018.