Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berpeluang Jadi Operator Patimban, Gurita Bisnis CT Corpora Makin Mengembang

Konsorsium yang digalang CT Corpora menjadi satu-satunya peserta yang lulus prakualifikasi lelang operator Pelabuhan Patimban. Kans konsorsium untuk memenangkan lelang pun semakin besar.
Chairul Tanjung / bankmega.com
Chairul Tanjung / bankmega.com

Bisnis.com, JAKARTA - Gurita bisnis CT Corpora berpotensi semakin luas bisa konsorsium yang digalang kelompok usaha itu ditetapkan sebagai pemenang lelang badan usaha pelaksana (BUP) atau operator Pelabuhan Patimban. Konsorsium CT Corpora sejauh ini menjadi satu-satunya peserta yang lulus tahap prakualifikasi.

CT Corpora menggandeng tiga perusahaan dalam konsorsium, yaitu PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya. Konsorsium ini bergabung di bawah panji Konsorsium CTCorp Infrastruktur Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengungkapkan Kemenhub telah mendapatkan calon perusahaan operator yang lolos tahap prakualifikasi setelah 10 peserta mendaftarkan diri. 

"Kriteria telah dibuat sangat ketat, sehingga yang dapat memenuhi kriteria adalah perusahaan yang memiliki kemampuan yang baik," ucapnya melalui keterangan resmi, Selasa (20/10/2020).

Hasil pra kualifikasi tersebut juga telah sesuai dengan Peraturan Lembaga LKPP No. 29/2018. Dalam peraturan disebutkan bahwa pengadaan badan usaha melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha, proses lelang tetap bisa dilanjutkan meskipun hanya didapatkan satu yang lolos prakualifikasi.

Kemenhub memang masih membuka masa sanggah sehingga terbuka peluang bagi peserta yang tidak lulus prakualifikasi untuk ikut serta dalam tahap penawaran.

Boleh dibilang, kans konsorsium CT Corpora untuk memenangkan lelang terbuka lebar. Bila konsorsium ini memenangkan lelang, secara langsung gurita bisnis CT Corpora bertambah banyak. 

Saat ini CT Corpora membawahkan tiga sub holding, yaitu Trans Corp, Mega Corpora, dan CT Global Resources. Ketiga sub holding ini mengantarkan Chairul Tanjung sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.

Berdasarkan perhitungan Forbes, Chairul Tanjung memiliki kekayaan bersih US$3,7 miliar atau setara Rp54,17 triliun. Chairul Tanjung masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2019 di urutan ke-9.

Berikut gurita bisnis CT Corpora, dihimpun dari lama resmi perseroan :

Trans Corp

Dilansir dari laman resmi CT Corpora, Trans Corp merupakan sub holding dari bisnis media, food and beverage, ritel, perhotelan, dan taman bermain. Di bidang media, Trans Corp membawahkan tiga stasiun televisi, yaitu Trans TV, Trans 7, dan CNN Indonesia. Trans Corp juga membawahkan portal berita detik.com

Adapun di sektor ritel, selain Transmart Carrefour, sayap bisnis CT Corpora merambah Trans Studio Mall di Bandung dan Makassar, Department Store Metro, dan Trans Fashion. 

Tidak ketinggalan, Trans Corp juga memiliki Trans Luxury Hotel di Bandung dan The Trans Resort di Bali. Trans Corp juga memiliki saham signifikan di PT Garuda Indonesia (Persero).

Mega Corpora

Di sektor jasa keuangan, CT Corpora mengkonsolidasikan bisnisnya di bawah naungan Mega Corpora. Holding ini mencakup bisnis perbankan, asuransi, pembiayaan, dan pasar modal.

Di bisnis bank, Mega Corpora memiliki PT Bank Mega Tbk. dan PT Bank Mega Syariah. Mega Corpora juga memiliki saham di dua bank pembangunan daerah, yaitu Bank Sulut dan Bank Sulteng.

Per Juni 2020, aset Bank Mega mencapai Rp99,23 triliun dengan ekuitas Rp15,3 triliun. Adapun Bank Mega Syariah memiliki aset Rp8,62 triliun dengan ekuitas Rp1,3 triliun.

Di Bank Sulut, Mega Corpora memiliki saham 24,51 persen. Aset Bank Sulut per Juni 2020 mencapai Rp14,05 triliun dengan ekuitas Rp1,41 triliun.

Sementara itu di Bank Sulteng Mega Corpora juga memiliki 24 persen saham. Aset bank ini per Juni 2020 mencapai Rp7,61 triliun dengan ekuitas Rp1,06 triliun

CT Global Resource

CT Corpora juga merambah bisnis perkebunan lewat CT Agro. Perusahaan ini mengelola 60.000 lahan perkebunan sawit di Kalimantan. Bisnis perkebunan dimulai pada 2008 dan diperkirakan bisa memulai panen pada 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper