Bisnis.com, JAKARTA—PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menyinggung soal kebutuhan bandwith streaming konten platform video on demand Netflix. Layanan asal Amerika Serikat itu disebut mendominasi traffic sehingga berpotensi menganggu pengguna konten internet lain.
Seperti diketahui, cerita antara Telkom dan Netflix sudah berlangsung lama akibat perusahaan pelat merah itu tak kunjung membuka akses ke layanan Netflix. Namun, persoalan tersebut akhirnya terurai sejak Telkom sepakat untuk menyudahi blokir per 7 Juli 2020 lalu.
Kini telah lebih dari dua bulan usai Telkom memberikan akses pada pelanggan Telkomsel, wifi.id, dan Indihome untuk menikmati layanan Netflix. Sayangnya, cerita antara kedua perusahaan ini tak berhenti begitu saja.
Vice President Corporate Communication Telkom Arief Prabowo menuturkan kehadiran layanan Netflix di jaringan Telkom Group tak lepas dari komitmen bersama dalam menyediakan konten berkualitas serta mengedepankan kepentingan dan kenyamanan pelanggan di Indonesia.
Namun, seiring dengan meningkatnya pelanggan Netflix kebutuhan bandwith turut meningkat karena konten video streaming membutuhkan bandwith besar. Maka dari itu Arief menyebut perlu ada upaya lebih untuk membuat semua pelanggan nyaman.
Pasalnya, tambah dia, saat ini layanan Netflix membutuhkan akses ke luar Indonesia dengan bandwidth yang terus membesar dan mendominasi sehingga berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan tidak hanya pada pengguna Netflix, tapi pada pengguna konten internet lainnya.
“Terlebih di masa pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas lebih banyak dilakukan dari rumah, masyarakat luas sangat membutuhkan akses internet terutama untuk kebutuhan pendidikan, bekerja, kesehatan dan layanan publik,” tutur Arief dalam keterangan yang diterima Bisnis, Selasa (22/9/2020)
Dia mengatakan akses-akses tersebut membutuhkan bandwidth yang besar, mengingat aplikasi yang diakses juga berupa video streaming seperti video conference, webinar dan e-learning.
Arief menyebut fenomena meningkatnya trafik layanan Netflix hingga mendominasi akses internet juga dirasakan berbagai negara.
Dia mencontohkan di Amerika Serikat, Netflix akhirnya sepakat untuk membayar biaya interkoneksi kepada perusahaan telekomunikasi Comcast agar dapat mendistribusikan layanan video streaming-nya lebih kencang dan stabil.
“Sementara Uni Eropa mendesak Netflix dan platform streaming lainnya untuk menghentikan layanan video streaming high definition. Australia juga mendesak Netflix untuk menurunkan kapasitas streaming videonya,” paparnya.
Adapun, Telkom telah mengimbau Netflix untuk bersedia menempatkan kontennya di Indonesia melalui layanan Content Delivery Network (CDN) milik TelkomGroup yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia.
“Hal ini dilakukan demi kepentingan pelanggan agar dapat menikmati seluruh layanan konten, termasuk Netflix dengan nyaman dan berkualitas,” kata Arief.
Dia juga menyebut penyedia konten yang masuk ke pasar Indonesia pada umumnya telah menempatkan kontennya di Indonesia melalui layanan CDN sehingga masyarakat dapat mengakses dengan kecepatan dan kualitas tinggi.
Menurutnya, melalui kerjasama penggunaan layanan CDN TelkomGroup oleh Netflix, Telkom juga bermaksud mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kontribusi pajak dari penyedia layanan luar negeri.