Bisnis.com, JAKARTA – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) tidak akan melakukan akusisi pabrik semen pada 2020. Optimalisasi integrasi dengan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. akan menjadi fokus utama guna meningkatkan performa perusahaan.
Direktur Pemasaran dan Supply Chain Semen Indonesia Adi Munandir menyampaikan perusahaan belum memiliki rencana untuk melakukan akusisi pabrik semen baru untuk tahun 2020. Hal ini berlaku baik untuk pabrik di dalam negeri maupun di mancanegara.
“Untuk ke depannya, akuisisi pemain baru belum ada. Kami masih mencoba untuk merealisasikan sinergi sebagai grup usaha baru,” jelasnya dalam paparan publik perusahaan pada Kamis (26/8/2020).
Adi menjelaskan, perseroan saat ini masih fokus untuk melakukan integrasi setelah mengambil alih PT Solusi Bangun Indonesia Tbk beberapa waktu lalu. Perusahaan menilai, integrasi antara kedua entitas dapat meningkatkan penjualan dan market share.
“Saat ini kami masih terus meningkatkan integrasi fasilitas dan kapabilitas dengan Solusi Bangun Indonesia. Bila sudah benar-benar terintegrasi, potensi yang kami dapatkan akan sangat besar,” ujarnya.
Sementara itu, SVP of Strategic Management Office Semen Indonesia Ami Tantri menambahkan, pertumbuhan SMGR dapat ditopang dari hasil integrasi penuh dengan perusahaan penghasil semen Dynamix tersebut.
Baca Juga
Ia mengatakan, ditengah pandemi virus corona yang menimbulkan ketidakpastian, perusahaan juga perlu menjaga arus kas tetap optimal. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat memaksimalkan kegiatan usaha dan penerimaan.
“Prinsip kami saat ini adalah tetap bisa tumbuh tanpa harus mengeluarkan banyak modal,” tambahnya.
Semen Indonesia resmi mengambil alih kepemilikan saham mayoritas atau sebesar 80,6 persen di Holcim Indonesia setelah menyelesaikan transaksi pembelian saham dari pemilik sebelumnya, Holderfin B.V., entitas anak LafargeHolcim Ltd pada 31 Januari 2019. Holcim kemudian berubah nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia.
Semen Indonesia telah meneken perjanjian pengikatan jual beli bersyarat atau Conditional Sales & Purchase Agreement (CSPA) untuk mengambil alih 6.179.612.820 lembar saham atau 80,6% kepemilikan LafargeHolcim, melalui anak usaha Holderfin B.V., di Holcim Indonesia pada 2018. Nilai pembelian yang disepakati senilai US$917 juta.