Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sempat Tinggalkan 5.000, 79 Saham Kena Auto Reject Bawah

IHSG terkoreksi 2,57 persen atau 132,265 poin ke level 5.017,362 akhir sesi pertama Senin (3/8/2020).
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Ratusan saham terkoreksi bahkan hingga menyentuh level auto reject bawah sepanjang sesi perdagangan pertama Senin (3/8/2020).

Indeks harga saham gabungan (IHGS) tertekan pada sesi perdananya Agustus 2020. Laju indeks langsung amblas ke zona merah sejak awal sesi Senin (3/8/2020) bahkan hingga menyentuh level support 4.928,468.

IHSG terkoreksi 2,57 persen atau 132,265 poin ke level 5.017,362 akhir sesi pertama Senin (3/8/2020). Total nilai transaksi di seluruh papan perdagangan mencapai Rp7,07 triliun.

Sampai dengan akhir sesi pertama, sebanyak 407 saham harus terkoreksi atau parkir di zona merah. Hanya 43 emiten yang menguat dan sisanya stagnan.

“79 saham terkena auto reject bawah [ARB],” ujar Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo kepada Bisnis, Senin (3/8/2020).

Data BEI menunjukkan sektor saham infrastruktur menjadi penekan utama IHSG sesi pertama dengan koreksi 3,32 persen. Sektor saham properti menempel di posisi kedua dengan koreksi 3,23 persen.

Bursa mencatat tekanan juga dialami sektor saham aneka industri yang terkoreksi 3,03 persen. Sektor saham industri dasar terpantau turun 2,78 persen pada paruh pertama perdagangan Senin (3/8/2020).

Aksi jual bersih asing turut menekan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini. Rilis Purchasing Managers’ Index (PMI) menjadi pemicunya.

Hingga akhir sesi I, aksi jual bersih asing atau set sell mengalir deras, yakni Rp949,98 miliar. Sejumlah saham big caps menjadi yang paling banyak dilepas asing.

BBRI menempati urutan teratas saham yang paling banyak dilego asing dengan net foreign sell Rp361,5 miliar. Kemudian ada TLKM dan BBCA yang masing-masing mencatatkan net sell Rp177,3 miliar dan Rp123,6 miliar.

Ketiga sahamnya juga mengalami koreksi. BBRI terpantau turun 4,11 persen, kemudian TLKM terkoreksi 3,61 persen, dan BBCA melemah 1,6 persen.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan rilis data manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers’ Index (PMI) menjadi pemicu aksi jual bersih asing pada perdagangan hari ini.

Pasalnya, berdasarkan data yang diterbitkan pagi ini, indeks PMI Indonesia berada di level 46,9 pada Juli 2020, naik dibandingkan Juni 2020 yang berada pada level 39,1. Namun, level ini masih menunjukkan kontraksi karena masih di bawah level 50.

“Indeks PMI Indonesia yang masih konstraksi memicu net sell besar-besaran di pasar saham,” ungkapnya, Senin (3/8/2020).

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi selama Juli 2020 sebesar 0,10 persen month to month (mtm) dan inflasi tahunannya sebesar 1,54 persen year on year (yoy). Adapun, inflasi tahun kalender per Juli 2020 sebesar 0,98 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan deflasi ini masih jauh di bawah inflasi Juli 2019 sebesar 0,31 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper