Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AirAsia (CMPP) Kembali Tunda Operasional, Bagaimana Nasib Sahamnya?

Sekretaris Perusahaan AirAsia Indonesia Indah Permatasari mengatakan memperpanjang masa penghentian sementara penerbangan reguler AirAsia Indonesia dikarenakan alasan operasional serta perpanjangan masa pembatasan sosial di beberapa wilayah.
Air Asia/en.wikipedia.org
Air Asia/en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. bakal memperpanjang penghentian operasi sampai 8 Juni.

Sekretaris Perusahaan AirAsia Indonesia Indah Permatasari mengatakan memperpanjang masa penghentian sementara penerbangan reguler AirAsia Indonesia dikarenakan alasan operasional serta perpanjangan masa pembatasan sosial di beberapa wilayah. Selain itu ketatnya ketentuan penerbangan juga menyebabkan permintaan atas layanan penerbangan berjadwal belum juga membaik.

“Layanan penerbangan reguler AirAsia Indonesia akan menyesuaikan pengoperasian penerbangan berjadwal rute internasional dan domestik secara bertahap dan direncanakan akan dimulai pada tanggal 8 Juni 2020 pada rute tertentu,” katanya dalam keterangan resmi Rabu (3/6/2020).

Menurutnya perseroan dapat kembali mengoperasikan penerbangan secara terbatas jika dinilai memungkinkan. Adapun calon penumpang yang terdampak oleh perubahan jadwal telah menerima pemberitahuan pembatalan beserta informasi pilihan kompensasi melalui email dan SMS yang terdaftar saat pembelian tiket.

Meski demikian emiten berkode saham CMPP itu tetap melayani penerbangan charter penumpang dan kargo baik untuk kebutuhan perjalanan pemerintah, swasta, organisasi, maupun komunitas masyarakat ke berbagai destinasi domestik dan internasional dengan persetujuan dari otoritas terkait.

Indah menambahkan pihaknya terus memantau perkembangan situasi dan akan melakukan langkah antisipasi yang diperlukan untuk mempersiapkan dimulainya kembali layanan penerbangan sesegera mungkin.

“Keadaan saat ini sangat berdampak signifikan terhadap keuangan perusahaan terutama arus kas,” ungkapnya.

Pada tahun lalu, CMPP membukukan rugi sebesar Rp185,42 miliar serta pendapatan sebesar Rp6,73 triliun. Namun demikian, perseroan mengalami kenaikan beban opeasional cukup signifikan, khususnya pada pos pengeluaran bahan bakar pesawat yang mencapai Rp2,52 triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, beban tersebut meningkat 107 persen secara tahunan.

Hal ini berkaitan dengan konsumsi bahan bakar yang meningkat 7 persen pada 2019, menjadi 2,04 juta barel. Akan tetapi, kenaikan konsumsi diiringi dengan penurunan harga rata-rata bahan bakar dari US$85 per barel menjadi US$77 per barel.

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) memperingatkan emiten penerbangan PT AirAsia Indonesia bahwa saham mereka berpotensi dihapuskan dari bursa pada Agustus 2021 mendatang.

Berdasarkan Peraturan Bursa Efek Indonesia (Bursa) Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa, pihak BEI dapat menghapus saham Perusahaan Tercatat apabila tidak memenuhi sejumlah hal.

Pertama, perusahaan mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif pada kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai Perusahaan Terbuka.

Selain itu, potensi delisting ini juga dapat dilakukan otoritas apabila perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

Selanjutnya, saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, hanya di diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.

“Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan Pengumuman Bursa No.: Peng-SPT-00012/BEI.PP3/08-2019 tanggal 5 Agustus 2019 perihal Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), maka saham PT AirAsia Indonesia Tbk. telah disuspensi selama 7 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 5 Agustus 2021,” demikian kutipan informasi tersebut.

Adapun, saham CMPP berada di level Rp184. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp1,97 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper