Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat pada perdagangan Senin (18/5/2020) setelah vaksin eksperinmental menunjukkan tanda-tanda awal yang menjanjikan untuk membantu menekan penyebaran virus corona.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average terpantau menguat 2,94 persen atau 696,55 ke level 23.381,97 pada pukul 09.17 waktu New York.
Sementara itu, indeks S&P 500 terpantau menguat 2,51 persen atau 71,80 poin ke level 2.935,50, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 1,91 persen atau 172,58 poin ke level 9.187,14.
Ketiga indeks AS menguat Moderna Inc. mengatakan tes vaksinnya menghasilkan tanda-tanda positif terhadap respons sistem kekebalan dalam tubuh.
Kontrak berjangka sebelumnya juga diperdagangkan di zona hijau karena semakin banyak negara mengambil langkah lebih lanjut menuju pembukaan kembali perekonomian dan Federal Reserve menekankan memiliki lebih banyak amunisi untuk memerangi tekanan ekonomi.
"Sikap Powell bahwa The Fed tidak kehabisan amunisi, dikombinasikan dengan data uji coba vaksin yang positif telah memicu penguatan di pasar modal," kata Matt Miskin, kepala analis investasi di John Hancock Investment Management, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
"Ini hanya sebagai tanda bahwa sentimen dapat berubah begitu cepat di saat-saat seperti ini,” lanjutnya.
Investor memulai pekan ini dengan harapan untuk rebound. Selain itu, investor mengabaikan data yang melukiskan gambaran nyata kerusakan yang diakibatkan virus Corona.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan ekonomi AS akan pulih dari pandemi virus Corona, tetapi prosesnya dapat berlangsung sampai akhir tahun depan dan bergantung pada perkembangan produksi vaksin.
"Dengan kemungkinan terburuk dari pandemi semakin berkurang, pasar ekuitas yang didukung bank sentral tidak mungkin menguji ulang posisi terendah," kata Kepala Analis Principal Global Investors Seema Shah, seperti dikutip Bloomberg.
"Namun, meskipun momentum pembukaan kembali perekonomian membuat aset berisiko sedikit menguat dalam waktu dekat, lesunya laju pemulihan ekonomi dan ketidakpastian mendalam terhadap prospek virus Corona menahan penguatan tersebut,” lanjutnya.