Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Lockdown Sebagian Besar Wilayah, Rupee dan Bursa Saham Terbenam

Nilai tukar rupee India menyentuh level terlemahnya terhadap dolar AS, sedangkan bursa saham Negeri Hindustan merosot setelah pihak otoritas memerintahkan penutupan (lockdown) sebagian besar wilayah negara berekonomi terbesar ketiga di Asia itu.
Gedung National Stock Exchange (NSE) di Mumbai, India./nseindia.com
Gedung National Stock Exchange (NSE) di Mumbai, India./nseindia.com

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupee India menyentuh level terlemahnya terhadap dolar AS, sedangkan bursa saham Negeri Hindustan merosot setelah pihak otoritas memerintahkan penutupan (lockdown) sebagian besar wilayah negara berekonomi terbesar ketiga di Asia itu.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupee melemah 1,1 persen ke level 76,0350 pada perdagangan Senin (23/3/2020) pukul 9.25 pagi waktu Mumbai setelah mencapai rekor terendah 76,1375 di tengah kemerosotan aset berisiko global.

Bank sentral India (RBI) pekan lalu mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan likuiditas meskipun menahan diri dari pemangkasan suku bunga seperti yang banyak dilakukan bank-bank sentral lain.

Pemerintah India disebut-sebut sedang mempertimbangkan menawarkan persyaratan pembayaran pinjaman yang lebih mudah dan keringanan pajak untuk perusahaan-perusahaan kecil.

Sementara itu, indeks S&P BSE Sensex merosot 10 persen, sehingga memicu penghentian sementara aktivitas perdagangan (trading halt) pada pukul 09.58 WIB di Mumbai.

Di sisi lain, indeks NSE Nifty 50 meluncur 9,6 persen seiring dengan berlanjutnya aksi jual di kawasan Asia. Indeks MSCI Asia Pacific pun turun 2,4 persen.

“Saya tidak melihat kelegaan di masa mendatang ketika Covid-19 memperketat cengkeramannya pada India dan menyeret ekonomi ke dalam keterpurukan berkepanjangan seperti yang dialami sebagian besar negara-negara Asia,” ujar Prakash Sakpal, seorang ekonom di ING Groep NV di Singapura.

Hingga Minggu (22/3/2020), jumlah kasus infeksi virus corona di India merangkak naik menghampiri 400 kasus, dengan 7 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

“RBI belum memberikan respons dengan penurunan suku bunga. Tak peduli apakah akan memangkas atau tidak, depresiasi rupee cenderung terus berlanjut,” tambahnya. Ia memperkirakan nilai tukar rupee dapat melemah ke level 78 per dolar dalam beberapa bulan mendatang.

Akhir pekan lalu, Perdana Menteri Narendra Modi dan sederet pemimpin negara ini memberlakukan lockdown hampir menyeluruh seiring dengan menanjaknya jumlah kasus corona.

Langkah tersebut kemungkinan akan memperburuk ekonomi yang telah mengarah menuju level terendahnya dalam 11 tahun.

Menteri Urusan Ekonomi Atanu Chakraborty mengatakan bursa saham India akan tetap dibuka terlepas dari lockdown yang diterapkan di Mumbai. Seorang juru bicara untuk Securities and Exchange Board of India pun mengatakan pasar akan berfungsi dengan jam normal pada Senin.

Meski penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) sejauh ini sangat lambat di India, T. Jacob John, mantan Kepala Dewan India Pusat Penelitian Medis Lanjutan untuk Virologi, memperingatkan bahwa virus itu dapat menyebar hingga ke 10 persen dari populasi India yang berjumlah 1,3 miliar jiwa.

“Manajemen ekonomi situasi saat ini tergantung pada ketahanan permintaan domestik," tulis para analis ANZ Banking Group Ltd. dalam suatu riset pada Senin (23/3/2020), seperti dilansir Bloomberg.

“Kemampuan untuk mendukung permintaan domestik dengan akomodasi fiskal dan moneter dibatasi dan yang terpenting, sistem keuangan yang disfungsional akan membatasi ketersediaan kredit untuk waktu yang lama,” tambah mereka.

Dalam sebuah wawancara di New Delhi pada Jumat (20/3/2020), penasihat ekonomi utama pemerintah, Sanjeev Sanyal, mengatakan fokus langsung pembuat kebijakan adalah memastikan bahwa masyarakat India memiliki uang tunai untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper