Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prodia (PRDA) Cetak Pertumbuhan Laba 20,53 Persen di 2019

Pertumbuhan laba disokong peningkatan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban.
Manajemen Prodia Widyahusada saat menggelar paparan publik di Jakarta, Kamks (2/5/2019)./Bisnis-Muhammad Ridwan
Manajemen Prodia Widyahusada saat menggelar paparan publik di Jakarta, Kamks (2/5/2019)./Bisnis-Muhammad Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten layanan kesehatan PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) mencatat perolehan laba bersih sebanyak Rp210,26 miliar sepanjang 2019, tumbuh 20,53 persen secara tahunan.

Dikutip dari publikasi laporan keuangan perseroan, Selasa (10/3/2020), perolehan laba Prodia ditopang raihan pendapatan bersih sebanyak Rp1,74 triliun atau tumbuh 9,03 persen. 

Pertumbuhan pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban pokok yang mencapai 7,04 persen menjadi Rp703,26 miliar. Walhasil, laba bruto meningkat 10,41 persen menjadi Rp1,041 triliun. Di sisi lain, emiten bersandi saham PRDA itu juga mencatat kenaikan beban usaha 7,39 persen menjadi Rp827,39 miliar. 

Secara umum, pada 2019 PRDA tercatat memiliki aset sebesar Rp2,01 triliun dengan aset lancar Rp1,25 triliun dan aset tidak lancar Rp756,61 miliar. Adapun total aset pada 2018  mencapai Rp1,93 triliun.

Selain itu, selama 2019 kemarin perseroan telah menghabiskan Rp241,74 miliar untuk belanja modal naik 24,23 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp194,27 miliar.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan kinerja perseroan sepanjang tahun lalu membuktikan konsistensi perseroan dalam menjaga pertumbuhan bisnis.

Dia menuturkan, kinerja positif ditopang oleh peningkatna pendapatan dan jumlah permintaan tes pemeriksaan pada 2019. Sepanjang tahun 2019, jumlah pemeriksaan mencapai 16,5 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2.5 juta.

"Perseroan fokus pada strategi yang dapat memperkuat bisnis inti dan keunggulan operasional Perseroan sehinggakami tetap mampu menjaga pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba yang baik serta menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pemegang saham,” jelas Dewi melalui keterangan resmi, Selasa (10/3/2020).

Berdasarkan segmen, pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 63,3 persen kepada pendapatan Perseroan. Adapun, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi mencapai 36,7 persen.

Sementara itu, jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 6,6 persen pada tahun 2019 menjadi 551.101tes. Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 18,5 persen pada tahun 2019 menjadi Rp 302,09 miliar. Jumlah tersebut setara 17,3 persen dari total pendapatan PRDA.

Sebelumnya, Corporate Secretary Assistant Manager PRDA Dinar Primasari mengatakan anggaran belanja modal perseroan tahun ini dialokasikan sebesar Rp350 miliar. Perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk membangun 5-7 outlet anyar.  

"Alokasi belanja modal kurang lebih sama dengan tahun sebelumnya dan akan digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, sistem teknologi informasi dan peningkatan kualitas layanan," katanya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper