Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa jatuh pada hari Kamis (30/1/2020) di tengah kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari wabah coronavirus di China dan sejumlah laporan keuangan yang buruk, sementara saham London mencapai posisi terendah setelah Bank of England menahan pemotongan suku bunga.
Sehari sebelum Inggris keluar dari Uni Eropa, BoE memutuskan tidak mengubah suku bunga. Dalam pertemuan kebijakan terakhir Gubernur BoE Mark Carney, ia mengatakan pihaknya melihat tanda-tanda kenaikan pertumbuhan pasca pemilihan.
"Kami terus berharap BoE akan tetap dovish, sebelum berbalik lebih hawkish pada pertengahan 2020 karena aktivitas ekonomi dan inflasi melambung," kata Kallum Pickering, seorang ekonom senior di Berenberg, seperti dikutip Reuters.
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 1 persen. Sepanjang pekan ini, indeks berakhir melemah 2 persen, kinerja mingguan terburuk dalam hampir empat bulan terakhir.
Ekuitas global dan beberapa pasar komoditas telah mengalami aksi jual tajam pekan ini karena jumlah kasus infeksi coronavirus yang dilaporkan melonjak. Sejauh ini, virus tersebut telah merenggut 170 nyawa di China dan menyebar ke lebih dari 16 negara, mengganggu perjalanan global dan operasional perusahaan.
Saham Royal Dutch Shell yang terdaftar di London menjadi penekan terbesar pada indeks, merosot 4,4 persen setelah laba kuartalan perusahaan berkurang sekitar 50 persen. Subsektor energi yang lebih luas turun 2,6 persen, juga tertekan oleh harga minyak yang lebih rendah.
Saham produsen arloji Swatch Group tergelincir 3,9 persen karena melaporkan penurunan tajam dalam penjualan tahunan dan memperkirakan tantangan yang berkelanjutan di pasar utama Hong Kong tahun ini.
Merek-merek mewah lainnya seperti LVMH, Hermes, Kering, Moncler, dan Burberry juga tergelincir antara 0,4 persen dan 2,1 persen.