Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah BI Melemah 4 Poin, Kematian Jenderal Iran Tekan Mata Uang Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Jumat (3/1/2020) di level Rp13.899 per dolar AS, melemah tipis 4 poin atau 0,02 persen dari posisi Rp13.895 pada Kamis (2/1/2020).
Mata uang rupiah dan dolar AS/Reuters-Yusuf Ahmad
Mata uang rupiah dan dolar AS/Reuters-Yusuf Ahmad

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Jumat (3/1/2020) di level Rp13.899 per dolar AS, melemah tipis 4 poin atau 0,02 persen dari posisi Rp13.895 pada Kamis (2/1/2020).

Kurs jual ditetapkan di Rp13.968 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.829 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp139.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau bergerak ke level Rp13.923 per dolar AS dengan pelemahan 30 poin atau 0,22 persen pada pukul 10.41 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan pertama pascalibur Tahun Baru, Kamis (2/1/2020), rupiah berakhir di level Rp13.893 per dolar AS dengan pelemahan 27 poin atau 0,19 persen.

Sebelum kembali melemah, rupiah sempat rebound dengan dibuka terapresiasi tipis 8 poin atau 0,06 persen di posisi 13.885 pada Jumat (3/1). Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak fluktuatif di level 13.883 – 13.923.

Bersama rupiah, mata uang lainnya di Asia mayoritas ikut melemah, dipimpin won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,53 persen terhadap dolar AS pada pukul 11.01 WIB.

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Won Korea Selatan          

1.164,32

-0,53

Peso Filipina

50,967

-0,49

Ringgit Malaysia

4,0997

-0,27

Rupee India

71,5313

-0,22

Rupiah

13.923

-0,21

Dolar Singapura

1,3485

-0,1

Yuan Offshore China

6,9662

-0,1

Dolar Taiwan

30,095

-0,06

Yuan Onshore China

6,9681

-0,05

Baht Thailand

30,165

-0,01

Yen Jepang

108,21

+0,33

Dolar Hong Kong

7,7838

+0,08

Dilansir dari Bloomberg, won Korea Selatan memimpin pelemahan di antara mata uang emerging market di Asia setelah sebuah serangan udara Amerika Serikat di Irak dilaporkan menewaskan seorang jenderal Iran.

Sebaliknya, nilai tukar yen Jepang, yang sifatnya sebagai safe haven kerap terangkat di tengah kekhawatiran geopolitik, menguat terhadap dolar AS.

Kematian Perwira Tinggi Iran Jenderal Qassem Soleimani serta merta meningkatkan kekhawatiran akan konflik bersenjata antara AS dan Iran yang dapat dengan mudah menarik negara lainnya.

“Kurs mata uang Asia menghadapi tekanan yang meningkat setelah serangan udara di Irak karena telah menyebabkan daya tarik aset berisiko memburuk,” ujar Mitul Kotecha, pakar strategi senior emerging market di TD Securities, Singapura.

“Meski tidak ada implikasi langsung untuk Asia, intensifikasi ketegangan geopolitik apa pun dan akibatnya atas penghindaran aset berisiko kemungkinan akan menahan mata uang Asia,” tambahnya.

Seiring dengan pergerakan mata uang Asia, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau terkoreksi 0,079 poin atau 0,08 persen ke level 96,767 pada pukul 10.51 WIB.

Indeks dolar tergelincir ke zona merah setelah berakhir menguat 0,42 persen atau 0,401 poin di level 96,846 pada perdagangan Kamis (2/1).

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

Tanggal

Kurs

3 Januari

13.899

2 Januari

13.895

31 Desember

13.901

30 Desember

13.945

27 Desember

13.956

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper