Bisnis.com, JAKARTA--Transaksi instrumen obligasi negara seri acuan mencapai nilai Rp134,32 triliun sepanjang November 2019.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Senin (2/12/2019), sepanjang November, transaksi pada instrumen surat utang negara seri acuan belum mampu mengalahkan rekor yang terjadi pada Juli yakni Rp234,75 triliun.
Kendati demikian, transaksi pada pekan pertama November tercatat sebagai transaksi tertinggi secara mingguan bila dibandingkan dengan pekan sebelumnya yakni menyentuh Rp69,23 triliun. Sayangnya, transaksi yang cukup tinggi pada pekan pertama itu tak bertahan hingga akhir bulan.
Pada pekan kedua November, transaksi turun menjadi Rp48,68 triliun dan terus turun ke Rp27,19 triliun; Rp17,72 triliun dan Rp20,18 triliun pada pekan terakhir November. Volume transaksi yang tak stabil itu mengakibatkan transaksi secara total sebesar Rp134,32 triliun pada November dengan nilai transaksi rata-rata harian sebesar Rp6,4 triliun jauh di bawah rata-rata harian pada Maret hingga Juli yang menyentuh double digit.
Pada Maret, transaksi harian surat utang negara (SUN) seri acuan mencapai Rp10,51 triliun. Kemudian, pada April transaksi rata-rata harian seri acuan menyentuh Rp10,54 triliun; lalu pada Mei menjadi Rp10,05 triliun dan pada Juni menyentuh Rp11,88 triliun. Terakhir, pada Juli transaksinya menyentuh Rp15,65 triliun sekaligus menjadi volume transaksi rata-rata harian tertinggi sepanjang tahun.