Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Prediksi Harga Obligasi Menguat, Ini Alasannya

Pertama, optimisme pelaku pasar global terhadap kelanjutan perang dagang China-AS sebagai respons langkah China memperketat ketentuan tentang kekayaan intelektual.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – BNI Sekuritas memproyeksikan harga obligasi pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat. Berikut beberapa sentimennya.

Dikutip dari hasil risetnya, Selasa (26/11/2019), Kepala Riset Pendapatan Tetap BNI Sekuritas, Ariawan mengatakan harga obligasi pada perdagangan hari ini diproyeksi menguat akibat didukung beberapa sentimen.

Pertama, optimisme pelaku pasar global terhadap kelanjutan perang dagang China-AS sebagai respons langkah China memperketat ketentuan tentang kekayaan intelektual.

Adapun, komitmen China terhadap kekayaan intelektual membuka peluang turunnya tensi hubungan kedua negara. Optimisme pun tergambar pada penguatan di pasar saham AS.  

“Harga obligasi di pasar surat utang Indonesia berpotensi menguat dalam waktu dekat ditengah meredanya tekanan eksternal,” ujarnya.

Kedua, lelang sukuk negara pada hari ini juga kondusif terhadap penguatan harga. Pasalnya, lelang sukuk hari ini bakal menjadi lelang penutup di tahun 2019 sehingga tensi pasokan menurun dan membuka penurunan yield di pasar surat utang.

Kendati demikian, dia menyebut penguatan cenderung terbatasi langkah investor yang tak terlalu agresif di tengah ketidakpastian global. 

Atas proyeksi tersebut, dia menyarankan agar investor memilih seri seperti FR0081, FR0082, FR0080, dan FR0083 guna memanfaatkan potensi penguatan dalam jangka pendek. Sementara itu, bagi investor dengan preferensi jangka panjang bisa mengikuti lelang sukuk hari ini.

“Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, lelang Sukuk Negara hari ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk masuk pada instrumen investasi syariah,” katanya.

Pada perdagangan sebelumnya, pergerakan harga obligasi cenderung sideways dan pergerakan yield SUN cenderung variatif yakni pada rentang 1 basis poin hingga 3 basis poin. Dari sisi transaksi surat berharga negara (SBN) tercatat Rp10,9 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi transaksi pada akhir pekan lalu yakni Rp8,7 triliun.

Kendati mencatatkan realisasi lebih tinggi, volume transaksi kemarin belum melampaui rata-rata transaksi harian yakni Rp13,8 triliun. Sementara itu, obligasi korporasi transaksinya menyentuh Rp499,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper