Bisnis.com, JAKARTA--Pilarmas Sekuritas memperkirakan IHSG berpeluang melemah terbatas ke kisaran 5.980--6.050 pada perdagangan hari ini, Selasa (8/10/2019).
Adapun, pada perdagangan Senin (07/10/2019) IHSG ditutup melemah 60 poin atau 1,00% ke level 6.000.
Sektor barang konsumer, industri dasar, aneka industri, infrastruktur, dan keuangan ditutup di zona merah dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG tersebut. Investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp144,8 miliar.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyarankan kepada investor untuk tidak terlalu banyak berharap dengan pertemuan AS--China pada 10-11 Oktober nanti. Pada awal pekan ini, para pejabat China memberikan sinyal bahwa negaranya semakin enggan untuk menyetujui kesepakatan perdagangan yang lebih luas bersama AS.
"Baik dari AS maupun China, kami melihat keduanya sama saja memantik tensi yang menjulang naik ke atas menjelang pertemuan nanti," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas lewat riset harian, Selasa (8/10/2019).
Dalam pertemuan dengan delegasi AS di Beijing dalam beberapa pekan terakhir, pejabat senior China telah mengindikasikan berbagai topik yang mereka ingin diskusikan telah mengecil menjadi beberapa hal.
Wakil Perdana Menteri China Liu He sekali lagi menegaskan sebelum melakukan kunjungan ke AS bahwa dirinya tidak membawa tawaran apapun ke Washington yang berhubungan dengan mereformasi kebijakan industri China atau subsidi pemerintah yang selama ini telah menjadi target pengaduan AS.
Sementara itu, dengan adanya impeachment Trump, tampaknya China akan lebih bersabar dalam menghadapi perang dingin ini.
Namun demikian, sebetulnya baik AS dan China tetap membutuhkan kesepakatan kecil untuk memulai segala kesepakatan yang besar. Pasalnya, kesepakatan kecil ini mencerminkan komitmen dari kedua belah pihak untuk bisa mendapatkan jalan keluar dari eskalasi perang dagang yang setiap hari semakin kian tidak menentu.
Dari dalam negeri, penurunan cadangan devisa pada September sebesar US$2,1 miliar dari US$126,4 miliar menjadi US$124,3 miliar dinilai memberikan pengaruh terhadap pergerakan pasar pada awal pekan ini.
Kebutuhan pembayaran utang luar negeri dan berkurangnya penempatan valuta asing perbankan di bank sentral menjadi salah satu penyebab turunnya cadangan devisa September. Intervensi terhadap rupiah yang berada pada tekanan jual selama bulan lalu juga dinilai menjadi salah satu pendorong penurunan tersebut.