Bisnis.com, CILEGON—PT Waskita Beton Precast Tbk. membukukan nilai kontrak baru senilai Rp3,69 triliun hingga akhir kuartal III/2019. Dengan realisasi ini, perseroan bakal merevisi target akhir tahun yang senilai Rp10,3 triliun.
Perolehan kontrak baru emiten dengan kode saham WSBP ini berasal dari proyek eksternal yang berkontribusi sebesar 44% dan sisanya dari internal.
Proyek-proyek eksternal yang didapatkan perseroan antara lain Proyek Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar Seksi 2 dan 3, Apartemen Tokyo Riverside, Tol Pekanbaru-Dumai Seksi 6C, Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Ramp on & off, Bandara Kulonprogo, Bendungan Leuwikeris, PLTGU Tambak Lorok, dan lainnya.
Untuk kontrak baru dari proyek internal antara lain Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Addendum Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi Seksi II, Bandara Sultan Hasanuddin, dan lainnya.
Direktur Utama Waskita Beton Precast Jarot Subana mengatakan terkait dengan target nilai akhir perseroan kemungkinan bakal merevisi turun. Namun, dia belum bisa menyampaikan nilai target yang direvisi.
“Mungkin akan turun, tetapi nilainya belum bisa disampaikan. Mungkin sekitar Oktober atau awal November baru disampaikan revisinya,” ujarnya seusai perayaan ulang tahun ke-5 Waskita Beton Precast di Cilegon, Senin (7/10/2019).
Sebelumnya, induk perusahaan yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk. telah menyatakan merevisi kontrak baru akhir tahun dari Rp55 triliun menjadi Rp45 triliun. Hingga Agustus 2019 WSKT baru memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp 9,7 triliun. Penyebab target nilai kontrak tersebut diturunkan karena beberapa pengadaan investasi mundur, seperti proyek investasi jalan tol.
Jarot menambahkan ke depan perseroan akan memperbesar kontribusi proyek eksternal menjadi 70% pada periode 2022—2024. Dia menyebutkan perseroan mencoba keluar dari induk karena harus menunggu proses divestasi terlebih dahulu sebelum kembali melakukan investasi, walaupun margin yang didapat dari proyek internal lebih baik dibandingkan dengan proyek eksternal.
Salah satu proyek eksternal yang diraih WSBP adalah ruas tol Pekanbaru-Dumai dari Hutama Karya. Pada proyek ini, perseroan menyuplai tiang pancang. “Selain [proyek] HK di Sumatra, kami juga cari dari pasar swasta dan juga perbesar segmen ritel untuk ready mix,” ujar Jarot.
Menurutnya, untuk bisa bersaing di pasar eksternal perseroan harus bisa menawarkan harga yang kompetitif melalui efisiensi di segala lini dengan produk yang berkualitas tinggi serta pengiriman yang tepat waktu.
Direktur Keuangan Waskita Beton Precast Anton Y. Nugroho menyebutkan pihaknya saat ini sedang melakukan transformasi 4.0 untuk memudahkan sinergi pekerjaan perseroan sehingga lebih efisien. Langkah yang ditempuh WSBP yaitu melalui digitalisasi yang dibantu oleh konsultan.
“Tahun depan, proses digitalisasi bisa berjalan di WSBP antara lain dip roses produksi, keuangan, dan SDM. Dengan ini efisiensi akan didapatkan pada tahun-tahun mendatang dan untuk mempercepat proses pekerjaan kami juga,” terangnya.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, Waskita Beton Precast mengantongi pendapatan Rp3,82 triliun. Posisi itu turun tipis 0,61% dari Rp3,84 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dari situ, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp376,73 miliar per 30 Juni 2019 atau turun dari Rp690,68 miliar pada semester I/2018.
Kendati demikian, arus kas dari aktivitas operasi perseroan tercatat positif Rp311,77 miliar. Bahkan, nilai itu naik 495,09% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.