Bisnis.com, JAKARTA — Dengan catatan positif pada kinerja di paruh pertama 2019, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. terlihat cukup bertenaga untuk melanjutkan capaian positif hingga akhir tahun. Dengan katalis tersebut, sanggupkah TLKM melaju ke Rp5.000?
Analis PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia, Raymond Kosasih dalam hasil risetnya mengatakan pihaknya mempertahankan rating ‘Buy’ dengan target harga Rp4.825.
Proyeksi tersebut dibuat berdasarkan asumsi donwnside risk dari kondisi ekonomi makro, perubahan regulasi, kompetisi, belanja pelanggan yang lebih rendah juga hambatan saat menggelar jaringan baru serta peluang naiknya belanja operasi.
Terlepas dari asumsi tersebut, menurutnya, TLKM mampu mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun karena naiknya pengguna jaringan 4G yang bakal meningkatkan pendapatan dari data sehingga penurunan pendapatan dari bisnis legacy bisa terkompensasi.
TLKM melalui Telkomsel pun termasuk salah satu operator yang miliki margin jumbo sehingga bisa memastikan keberlangsungan belanja modal. “Kami mempertahankan rekomendasi ‘beli’ kami dan target harga Rp4.825,” ujarnya.
Kresna Sekuritas
Senada, analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra dalam risetnya mengatakan pihaknya mempertahankan rekomendasi Buy dengan harga Rp4.850 per lembar saham. Dia menyebut proyeksi tersebut berasal dari 7,4 kali EV/EBITDA yang diartikan menjadi Rp4.850 dengan upside 11,8%.
Dia menilai kinerja perseroan pada semester I/2019 memperlihatkan hasil yang lebih tinggi dari ekspektasi dan menjadi modal yang kuat untuk mengakselerasi kinerja yang sama pada semester II/2019.
“Kami tetap bullish pada TLKM dan mempertahankan rekomendasi ‘beli’ kami,” katanya.
Dalam risetnya,analis Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis pun mempertahankan rekomendasi ‘beli’-nya dengan target harga Rp5.100. Dia meyakini target tersebut bisa tercapai seiring dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan yang beralih dari jaringan 3G ke jaringan 4G.
Menurutnya, masih terdapat 57 juta pelanggan Telkomsel yang masih bertahan dengan layanan legacy. Adapun, mayoritas dari angka tersebut berada di luar Jawa. Fiberisasi menara dan sistem IT juga akan terealisasi pada semester II/2019 seiring dengan penambahan belanja modal perusahaan yakni ke 27% dari pendapatan. Dengan upaya tersebut, Indihome bakal mencatatkan pertumbuhan pelanggan yang semakin tinggi dan segmen enterprise bisa menguat sehingga margin EBITDA pada akhir tahun dapat menyentuh 47%.
“Kami tetap optimistis pada TLKM karena TSEL ditargetkan terus mencatatkan pertumbuhan positif, sedangkan segmen non seluler bakal menambahkan tren tersebut,” katanya.