Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah bergerak menuju kenaikan bulanan terbesarnya sejak Januari, saat pasar menantikan sejumlah agenda pertemuan yang dapat menentukan hubungan perdagangan Amerika Serikat-China dan pembatasan suplai OPEC di masa mendatang.
Kontrak berjangka minyak di New York telah naik 11 persen sejauh ini pada Juni setelah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran memicu kekhawatiran gangguan di Selat Hormuz, jalur perairan vital untuk pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah.
Namun harga minyak hanya mengalami pergerakan tipis pada akhir perdagangan Kamis (27/6/2019), karena hasil pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20, Jepang, akhir pekan ini masih tidak pasti.
Sementara itu, pasar juga menantikan pertemuan OPEC dan aliansinya di Wina pekan depan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 ditutup naik tipis 5 sen di level US$59,43 di New York Mercantile Exchange, level penutupan tertingginya untuk kontrak ini sejak 22 Mei.
Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2019 hanya naik 6 sen dan berakhir di level US$66,55 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
Baca Juga
“Ketidakpastian menjelang pertemuan G20 akhir pekan ini dan pertemuan OPEC pekan depan kemungkinan akan membatasi kenaikan untuk saat ini,” jelas Ole Sloth Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank A/S, Kopenhagen.
“Kegagalan apapun yang terjadi pada akhir pekan akan mendorong fokus pasar kembali ke pertumbuhan global dan kekhawatiran permintaan,” lanjutnya, seperti dilansir dari Bloomberg.
Menurut Gedung Putih, Trump akan bertemu dengan Xi Jinping pada hari Sabtu (29/6/2019) di Osaka.
“Rencana cadangan saya dengan China adalah untuk menerima miliaran dolar per bulan dan kami akan semakin sedikit melakukan bisnis dengan mereka,” tutur Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network pada Rabu (26/6/2019).
Trump sebelumnya mengutarakan kemungkinan baginya untuk menaikkan tarif atas sisa impor Cina senilai sekitar US$300 miliar.
“Kesepakatan perdagangan akan meningkatkan prospek permintaan dan membuat harga minyak lebih tinggi,” terang Frances Hudson, pakar strategi global di Aberdeen Standard Investments.
“Namun langkah itu bisa bersifat sementara, mengingat tanda-tanda lain dari perlambatan ekonomi dan peningkatan produksi AS,” lanjut Hudson.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Agustus 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
27/6/2019 | 59,43 | +0,05 poin |
26/6/2019 | 59,38 | +1,55 poin |
25/6/2019 | 57,83 | -0,07 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Agustus 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
27/6/2019 | 66,55 | +0,06 poin |
26/6/2019 | 66,49 | +1,44 poin |
25/6/2019 | 65,05 | +0,19 poin |
Sumber: Bloomberg