Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Bersikap Hati-Hati, Bursa Asia Bergerak di Kisaran Terendah Satu Pekan

Bursa saham Asia bergerak di dekat posisi terendah satu pekan pada perdagangan Senin (17/6/2019) karena investor bersikap hati-hati menjelang pertemuan Federal Reserve, sementara ketegangan politik di Timur Tengah dan Hong Kong menahan selera risiko.
Bursa MSCI/Reuters
Bursa MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak di dekat posisi terendah satu pekan pada perdagangan Senin (17/6/2019) karena investor bersikap hati-hati menjelang pertemuan Federal Reserve, sedangkan ketegangan politik di Timur Tengah dan Hong Kong membuat investor tidak mau mengambil banyak risiko.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sedikit berubah pada sore hari, setelah dibuka melemah tipis. Sementara itu, indeks Topix ditutup melemah 0,45 poin, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup menguat tipis 0,03 persen.

Pasar Asia mendapat dorongan cepat setelah Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,4 persen. Pada akhir pekan, pemimpin Hong Kong Carrie Lam menunda RUU yang akan memungkinkan ekstradisi ke China.

Hang Seng telah melemah selama tiga sesi berturut-turut hingga Jumat, setelah RUU ekstradisi memicu protes massa dan beberapa kerusuhan terburuk yang terlihat di wilayah itu sejak Inggris mengembalikannya ke pemerintahan China pada tahun 1997.

"Minggu lalu masalah itu tampak seolah-olah itu akan menjadi titik pelik lain antara AS dan China. Karena RUU ini sekarang ditunda tanpa batas waktu, hal-hal akan cenderung tenang, yang baik untuk pasar," kata Hiroyuki Ueno, analis senior Sumitomo Mitsui Trust Asset Management, seperti dikutip Reuters.

Saham China Daratan diperdagangkan dalam kisaran ketat, dengan Shanghai Composite menguat 0,2 persen, sedangkan indeks CSI 300 ditutup stagnan.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kepada Fox News pada hari Minggu bahwa Presiden Donald Trump akan mengangkat masalah hak asasi manusia Hong Kong dengan Presiden China Xi Jinping pada kemungkinan pertemuan kedua pemimpin pada KTT G20 di Jepang akhir bulan ini.

Pergerakan saham relatif tertahan karena investor menunggu lebih banyak petunjuk dari The Fed setelah para pembuat kebijakan menaikkan harapan untuk penurunan suku bunga dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya dampak dari perang perdagangan AS-China.

Data penjualan ritel AS yang kuat pada Jumat membalikkan ekspektasi penurunan suku bunga Fed pada pertemuan minggu ini menjadi 17,5 persen dari 31 persen sesaat sebelum rilis data, menurut FedWatch CME Group. Namun ekspektasi pelonggaran pada pertemuan Juli tetap tinggi di 84 persen.

"Seminggu ke depan kemungkinan akan memberikan klarifikasi bagi investor di tiga bidang yang telah menjadi sumber ketidakpastian. Pertemuan FOMC adalah pusat perhatian," kata Marc Chandler, kepala analis pasar di Bannockburn Global Forex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper