Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga global ditutup melemah pada perdagangan Jumat (7/6/2019), seiring dengan tanda-tanda melambatnya perekonomian global dan data tenaga kerja Amerika Serikat yang mengecewakan prospek permintaan logam.
Berdasarkan data Bloomberg, harga tembaga kontrak pengiriman Juli 2019 di Comex melemah 0,87% atau 2,30 poin ke level US$262,75 per pon.
Adapun harga tembaga di London Metal Exchange (LME) ditutup turun 0,2% di level US$5.799 per ton. Alhasil selama sepekan, harga tembaga sudah turun 0,5%.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (8/6/2019), harga tembaga telah turun sekitar 14% dari level tertinggi April di level US$6.608,50, setelah harapan kesepakatan perdagangan AS dan China memudar, serta Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam tarif impor barang-barang Meksiko.
Serangkaian data ekonomi yang buruk berlanjut pada Jumat lalu, dengan angka-angka memperlihatkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan tenaga kerja AS.
Ole Hansen, analis Saxo Bank mengatakan bahwa meningkatnya kekhawatiran di kalangan investor pada minggu ini telah mengangkat pasar saham global dari posisi terendah baru-baru ini, dan membantu mendukung harga tembaga.
"Tetapi kita belum keluar dari persoalan. Kita butuh melihat data mengurangi ketakutan resesi atau menyiratkan pasokan yang lebih rendah [dari tembaga]. Sampai kita melihat itu, tembaga kemungkinan masih berjuang [menguat].”
Semenatara itu, Presiden Trump mengatakan dia akan memutuskan apakah akan mengenakan tarif setidaknya US$300 miliar untuk barang China, setelah pertemuan negara-negara G20 akhir bulan ini.