Bisnis.com, JAKARTA — PT Golden Eagle Energy Tbk. membukukan pertumbuhan produksi batu bara 45% secara tahunan pada kuartal I/2019.
Direktur Utama Golden Eagle Energy Roza Permana Putra mengatakan perseroan terus meningkatkan produksi pada 2019, khususnya dari tambang di Sumatra Selatan. Pada Januari 2019—Maret 2019, produksi batu bara perseroan mencapai 446.000 ton.
“[Produksi] naik 45% dari kuartal I tahun lalu. Diharapkan peningkatan produksi terus berlanjut,” ujarnya di Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Pada 2018, Roza menjelaskan bahwa perseroan membukukan penjualan Rp190 miliar. Realisasi itu meningkat 230% dari Rp57 miliar pada 2017. Dari situ, laba bersih perseroan naik ke Rp85 miliar pada 2018. Pencapaian itu naik lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya Rp40 miliar.
Dia membeberkan, naiknya penjualan tersebut terutama berasal dari peningkatan volume produksi di Sumatra Selatan sebesar 234%. Pencapaian itu ditopang peningkatan kualitas jalan angkut serta armada angkut. “Untuk pertama kalinya juga pada 2018 PT Triaryani melakukan ekspor ke negara tujuan Thailand dan Kamboja,” imbuhnya.
Saat ini, SMMT memiliki dua aset tamban batu bara utama yang telah beroperasi yakni PT Internasional Prima Coal di Kalimantan dan Triaryani di Sumatra Selatan.
Baca Juga
Pada 2018, volume penjualan batu bara dari Internasional Prima Coal mencapai 922.000 ton atau tumbuh 8% secara tahunan. Selanjutnya,Triaryani merealisasikan volume penjualan 480.000 ton atau tumbuh 240% secara tahunan.
Dengan demikian total penjualan SMMT tahun lalu mencapai 1.402 ton. Total volume produksi yang dihasilkan 1,5 juta ton atau tumbuh 45% secara tahunan pada 2018.