Bisnis.com, JAKARTA – Thailand dilaporkan akan memangkas ekspor karet mereka sebesar 126.240 ton mulai pekan depan untuk 4 bulan selanjutnya. Pemangkasan itu adalah implementasi kesepakan dengan negara produsen lain yang sempat tertunda.
Thailand seharusnya memotong ekspor karet alam pada 1 April lalu, bersama dengan Indonesia dan Malaysia. Tanggal itu merupakan kesepakatan oleh Dewan Karet Tripartit Internasional (ITRC) yang terdiri atas tiga negara tersebut, pada Maret lalu.
Ketiga negara tersebut menyumbang sekitar 70% dari produksi karet alam dunia. Mereka memutuskan untuk pengurangan ekspor 240.000 metrik ton secara kolektif untuk mendukung penguatan harga karet.
Gubernur Otoritas Karet Thailand Yium Tavarolit mengatakan, Thailand, pengekspor karet utama dunia, menunda langkah itu karena berbarengan dengan pemilihan umum pada Maret lalu. Pihaknya berjanji akan memangkas ekspor karet antara 20 Mei dan 19 September.
“Thailand akan berjalan sesuai kesepakatan tiga negara, dan akan menilai hasilnya tiap bulan,” katanya kepada Reuters, dikutip Jumat (17/5/2019).
Dia menambahkan, jika harga karet belum bergerak naik, maka pihaknya harus meninjau ulang ukuran pemangkasan tersebut.
Sebelumnya kesepakata serupa juga pernah diterapkan oleh ITRC pada akhir 2017 dengan memotong ekspor karet alam sebesar 350.000 ton selama 3 bulan.
Selain mengekang ekspor, kelompok ini juga sepakat untuk mencoba secara signifikan meningkatkan penggunaan karet domestik melalui pengembangan produk seperti aspal karet.
Sementara itu, harga karet kontrak Oktober 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) melemah tipis 0,16% atau 0,30 poin ke level 192,80 yen per kilogram, Jumat (17/5/2019), pukul 13:15 WIB.