Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Segera Realisasikan Pemangkasan Ekspor Karet

Thailand, Indonesia, dan Malaysia menyumbang sekitar 70% dari produksi karet alam dunia. Mereka memutuskan untuk pengurangan ekspor 240.000 metrik ton secara kolektif untuk mendukung penguatan harga karet.
Warga menyadap getah karet di Desa Balai Rajo, VII Koto Ilir, Tebo, Jambi, Selasa (23/4/2019). Harga jual getah di pasar lelang karet desa setempat naik dari Rp.8.500 per kilogram pada bulan lalu menjadi Rp.9.600 dalam beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Warga menyadap getah karet di Desa Balai Rajo, VII Koto Ilir, Tebo, Jambi, Selasa (23/4/2019). Harga jual getah di pasar lelang karet desa setempat naik dari Rp.8.500 per kilogram pada bulan lalu menjadi Rp.9.600 dalam beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA – Thailand dilaporkan akan memangkas ekspor karet mereka sebesar 126.240 ton mulai pekan depan untuk 4 bulan selanjutnya. Pemangkasan itu adalah implementasi kesepakan dengan negara produsen lain yang sempat tertunda.

Thailand seharusnya memotong ekspor karet alam pada 1 April lalu, bersama dengan Indonesia dan Malaysia. Tanggal itu merupakan kesepakatan oleh Dewan Karet Tripartit Internasional (ITRC) yang terdiri atas tiga negara tersebut, pada Maret lalu.

Ketiga negara tersebut menyumbang sekitar 70% dari produksi karet alam dunia. Mereka memutuskan untuk pengurangan ekspor 240.000 metrik ton secara kolektif untuk mendukung penguatan harga karet.

Gubernur Otoritas Karet Thailand Yium Tavarolit mengatakan, Thailand, pengekspor karet utama dunia, menunda langkah itu karena berbarengan dengan pemilihan umum pada Maret lalu. Pihaknya berjanji akan memangkas ekspor karet antara 20 Mei dan 19 September.

“Thailand akan berjalan sesuai kesepakatan tiga negara, dan akan menilai hasilnya tiap bulan,” katanya kepada Reuters, dikutip Jumat (17/5/2019).

Dia menambahkan, jika harga karet belum bergerak naik, maka pihaknya harus meninjau ulang ukuran pemangkasan tersebut.

Sebelumnya kesepakata serupa juga pernah diterapkan oleh ITRC pada akhir 2017 dengan memotong ekspor karet alam sebesar 350.000 ton selama 3 bulan.

Selain mengekang ekspor, kelompok ini juga sepakat untuk mencoba secara signifikan meningkatkan penggunaan karet domestik melalui pengembangan produk seperti aspal karet.

Sementara itu, harga karet kontrak Oktober 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) melemah tipis 0,16% atau 0,30 poin ke level 192,80 yen per kilogram, Jumat (17/5/2019), pukul 13:15 WIB.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper