Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa Tocom Jepang berhasil rebound dan ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (7/5/2019), perdagangan pertama pascaliburan Golden Week yang berlangsung lebih dari sepekan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Oktober 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup menguat 0,79 persen atau 1,50 poin di level 190,80 yen per kg dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan terakhir sebelum libur, Jumat (26/4/2019), harga karet kontrak Oktober berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,89 persen atau 1,70 poin di level 189,30 yen per kg.
Sementara itu, harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange melanjutkan penguatannya dan berakhir menanjak 1,94 persen atau 225 poin di level 11.835 yuan per ton pada perdagangan Selasa (7/5/2019).
Pada perdagangan Senin (6/5), harga karet di Shanghai juga ditutup di zona hijau dengan kenaikan 0,87 persen atau 100 poin di level 11.610.
Dilansir Bloomberg, penguatan kontrak berjangka karet di Shanghai berlanjut seiring dengan melemahnya nilai tukar yuan China, sehingga meningkatkan biaya impor untuk produsen ban China.
Yuan offshore China melemah setelah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah AS berencana untuk menaikkan tarif terhadap barang-barang asal China pada Jumat (10/5/2019).
Menurut SPI Asset Management, yuan bisa turun ke level 6,85 per dolar AS jika pemerintah AS menindaklanjuti kenaikan tarif terhadap barang-barang asal China senilai US$200 miliar menjadi 25 persen dari 10 persen.
“Pelemahan yuan dan spekulasi bahwa otoritas bea cukai China telah meningkatkan pemeriksaan pajak dan kualitas atas impor karet memberi dukungan pada kontrak karet,” ujar Takaki Shigemoto, analis di JSC, periset di Tokyo.
Pergerakan Harga Karet Kontrak Oktober 2019 di Tocom | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (Yen/Kg) | Perubahan (persen) |
7/5/2019 | 190,80 | +0,79 |
26/4/2019 | 189,30 | -0,89 |
25/4/2019 | 191,00 | +0,74 |
Sumber: Bloomberg