Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk. memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk menerbitkan convertible bond dan divestasi kepemilikan sahan perseroan di entitas anak, sebagai bagian dari rencana restrukturisasi utang perseroan senilai US$2,2 miliar.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Salim mengatakan, perseroan fokus menuntaskan proses restrukturisasi utang perseroan senilai US$2,2 juta. Strategi restrukturisasi di antaranya melalui skema penerbitan convertible bond dan divestasi kepemilikan saham perseroan di entitas anak.
Kedua skema tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham. Agenda rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2018 pada Jumat (26/4/2019), salah satunya membahas transformasi bisnis dan keuangan perseroan serta anak perusahaan perseroan.
Strategi lainnya, perseroan menerbitkan saham baru (right issue) yang hasilnya digunakan untuk pelaksanaan opsi buyback divestasi kepemilikan saham perseroan pada anak perusahaan perseroan. Namun, rencana right issue akan dieksekusi setelah penerbitan convertible bond dan divestasi entitas anak selesai.
Di samping itu, emiten dengan kode saham KRAS ini melakukan penataan kembali hutang perseroan dan melaksanakan operational excellence. "Ini semua untuk mengembalikan kinerja Krakatau Steel, setelah 6 tahun mengalami rugi berturut-turut. Dan ini solusi dan waktunya," katanya ditemui usai RUPST 2018 pada Jumat (26/4/2019).
Silmy mengatakan, restrukturisasi dilakukan terhadap utang perseroan senilai US$2,2 miliar. Nilai penerbitan convertible bond sekitar US$1miliar yang ditargetkan pada tahun ini. Adapun, jangka waktunya sekitar 5-10 tahun dan dapat diperpanjang.
Di samping itu, perseroan berencana melakukan divestasi anak usaha senilai US$1 miliar. Divestasi bakal dilakukan selama 3 tahun mulai 2019.
Perseroan masih mengkaji entitas anak yang akan didivestasi. Saat ini KRAS mendorong kinerja entitas anak guna meningkatkan nilai perusahaan. "Convertible bond dan divestasi bagian dari restrukturisasi total. Masing-masing sekitar US$1 miliar, sehingga totalnya US$2,2 miliar," imbuhnya.