Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa Tokyo rebound dan ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (25/1/2019), menyusul penguatan harga minyak mentah.
Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Juni 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup rebound dengan penguatan 0,83% atau 1,5 poin ke level 182,80 yen per kilogram, (kg).
Sebelumnya, karet dibuka stagnan di posisi 181,30 yen per kg. Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (24/1/2019), karet ditutup melemah 1,31% atau 2,4 poin ke level 181,30.
Sementara itu, harga karet di Shanghai Futures Exchange untuk kontrak Mei 2019 ditutup menguat 45 poin atau 0,39% pada level 11.665 yuan per kg.
Analis di broker komoditas Yutaka Shoji, Gu Jiong mengatakan harga karet terkerek harga minyak mentah, yang turut menaikkan harga pembuatan harga karet sintetis.
Komoditas juga didukung oleh spekulasi bahwa China mungkin mengumumkan beberapa langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
"Pasar mengharapkan paket stimulus dari pemerintah China dan itu akan memperbaiki situasi ekonomi secara umum. Hal tersebut akan mendorong permintaan komoditas," kata Avtar Sandu, manajer senior komoditas Phillip Futures Pte, seperti dikutip Bloomberg.
Minyak naik untuk hari ketiga karena krisis yang semakin dalam di Venezuela yang mengancam akan menyulitkan tugas OPEC menyeimbangkan pasokan minyak dunia.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Maret menguat 1% atau 0,53 poin ke level US$53,66 per barel pada pukul 14.53 WIB, sedangkan minyak Brent untuk kontrak bulan yang sama terpantau menguat 0,82% ke US$61,59 per barel.
Turut menopang harga karet, nilai tukar yen Jepang terpantau melemah 0,07% atau 0,08 poin ke level 109,72 yen per dolar AS pada pukul 15.07 WIB.
Pergerakan Harga Karet Kontrak Juni 2019 di Tocom
Tanggal | Harga (Yen/Kg) | Perubahan |
25/1/2019 | 182,80 | +1,50% |
24/1/2019 | 181,30 | -1,31% |
23/1/2019 | 183,70 | +0,05% |
22/1/2019 | 183,60 | -3,87% |
21/1/2019 | 191,00 | +2,58% |
Sumber: Bloomberg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
