Bisnis.com, JAKARTA — China dan India diperkirakan mendapatkan durian runtuh dari langkah AS menghukum Venezuela. Hal ini berpotensi menambah lebih banyak pasokan untuk kedua negara pelanggan minyak tersebut.
Keuntungan lebih akan didapat China dan India, karena harga minyak Venezuela berpotensi lebih murah.
“Kualitas minyak Venezuela sudah memburuk setelah bertahun-tahun kekurangan investasi dan infrastruktur yang menua [sehingga harganya murah],” kata analis di konsultan industri Energy Aspek Ltd. Virendra Chauhan dilansir dari Bloomberg, Kamis (24/1/2019).
Menurut Chauhan dengan kualitas tersebut, membuat Venezuela sulit dijual sekaligus mengurangi jumlah pelangganya. “Hal ini berarti menyulitkan Venezuela untuk menjual lebih banyak ke pasar baru dan pelanggan di luar pembeli tradisional di China dan India,” katanya.
Sanksi AS terhadap minyak mentah Venezuela berpotensi memutuskan pasokan komoditas itu ke kilang-kilang di negara Adidaya itu. Selama ini, kilang-kilang di AS bergantung pada pasokan minyak mentah dari negara sosialis tersebut.
Pertimbangan menyetop pasokan ini minyak ini merupakan respons atas terpilihnya kembali Nicolas Maduro sebagai Presiden Venezuela. Masalahnya, AS lebih mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden negara yang tengah krisis itu.
Baca Juga
Berdasarkan data Departemen Energi AS, Venezuela, rata-rata mengekspor sekitar 500 juta barel minyak mentah per hari ke Amerika Serikat.
Francisco Monaldi, Pengamat Kebijakan Energi Amerika Latin dari Rice University di Houston mengatakan, sanksi tersebut menimbulkan biaya mahal bagi Venezuela karena kehilangan pasar. Venezuela akhirnya akan menjual minyaknya ke Asia dengan harga diskon.
“Akan ada periode mereka akan kesulitan menjual barel-barel minyak tersebut,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (24/1).
Mengutip data Bloomberg, Kamis (24/1/2019), pada perdagangan pukul 17.33 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat tipis 0,10% atau 0,05 poin menjadi US$52,67 per barel.
Adapun, minyak Brent tergusur 0,10% atau 0,06 poin menjadi US$61,08 per barel. Selama 5 hari, harga minyak WTI hanya meningkat 0,50% dan Brent cuma naik 0,16%.