Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil China Melemah, Karet Ikut Terkoreksi

Harga karet terkoreksi seiring dengan kekhawatiran pasar terkait dengan melambatnya penjualan mobil di China sehingga membuat produsen ban akan mengambil langkah tertentu untuk mengatasi penurunan harga.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet terkoreksi seiring dengan kekhawatiran pasar terkait dengan melambatnya penjualan mobil di China sehingga membuat produsen ban akan mengambil langkah tertentu untuk mengatasi penurunan harga. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini, Jumat (11/1/2019) pukul 14.11 WIB, harga karet di bursa berjangka Shanghai (SHFE) terkoreksi 35 poin atau menurun 0,30% menjadi 11.640 yuan per kilogram.

Sementara harga karet di bursa komoditas Tokyo (Tocom) naik tipis 0,16% atau 0,30 poin menjadi 183,5 yen per kilogram.

Analis Fujitomi, Kazuhiko Saito, mengatakan bahwa penjualan mobil di China menurun pada 2018, menjadi penurunan tahunan pertamanya dalam dua dekade terakhir.

“Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta penurunan ekuitas China telah menurunkan sentimen konsumen sehingga penjualan mobil melemah sementara stok karet China meluas,” ujar Kazuhiko Saito, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/1/2019).

Adapun, penjualan mobil di pasar terbesar dunia tersebut mengalami penurunan 6% menjadi 22,7 juta unit pada 2018.

Selain itu, sentimen lainnya diakibatkan oleh meningkatnya jumlah ekspor karet Vietnam pada 2018. Berdasarkan data Departemen Bea Cukai Vietnam, ekspor karet Vietnam pada 2018 diperkirakan mencapai 1,56 juta ton atau naik 13,3% secara year on year (yoy).

Sementara itu, Thailand, eksportir karet terbesar merencanakan untuk  memotong produksi sebanyak sepertiga dari total produksinya selama ini selama 5 tahun ke depan. Hal tersebut sebagai upaya untuk mendorong harga karet yang berada pada level terendahnya sejak 2016.

Apalagi, sentimen karet ditambah dengan mata uang Jepang, yen, yang menguat di hadapan dolar AS juga membuat bursa berjangka dalam denominasi yen lebih mahal untuk pembeli asing.

Sebagai informasi, para trader juga tengah menunggu pertemuan antara negara eksportir karet, yaitu Thailand, Malaysia, dan Indonesia yang akan membicarakan strategi mendukung harga karet.

Produsen papan atas tersebut berencana akan mengumumkan langkah-langkah untuk mendukung pasar global, dengan pertemuan yang dijadwalkan pada 19 – 20 Januari mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper