Bisnis.com, JAKARTA –Harga gula di bursa Intercontinental Exchange (ICE) mengakhiri 2018 dengan mencatatkan pelemahan dan membukukan penurunan harga ke level terendah sejak 2008 karena kelebihan pasokan global.
Pada perdagangan Selasa (1/1), harga gula di bursa ICE tercatat melorot 0,36 poin atau 2,91% menjadi US$12,03 sen per pon dan membukukan penurunan hingga 20,65% sepanjang 2018 (yoy). Sementara itu, harga gula putih tercatat bertengger di posisi US$332,50 per ton, turun 15,8% yoy.
Harga gula tertekan oleh jumlah pasokan global yang membeludak, dengan para pelaku pasar memprediksikan adanya prospek kenaikan produksi dari India. Produksi tersebut diperkirakan akan melampaui Brasil sebagai produsen utama gula dunia.
Dilansir dari Reuters, Selasa (1/1/2019), Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan telah melaporkan akan menahan subsidi gula yang jumlahnya cukup besar dari pemerintah negaranya kepada Organisasi Dagang Dunia (WTO).
Subsidi itu selama ini membuat pasokan gula dari India membanjiri pasar global. Hal itu membuat harga gula sempat menyentuh level terendahnya di US$9,83 sen per pon pada September, level terendah sejak 2008.