Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Jawara Produk Reksa Dana dengan Return Tertinggi Sepanjang 2018

Sejumlah produk reksa dana mampu mencatatkan return alias keuntungan yang cukup tinggi kendati indeks acuan masih berada di zona merah hingga pertengahan bulan ini.
Presiden Direktur PT Indo Premier Investment Management Diah Sofiyanti (tengah) berbincang dengan Direktur Ernawan R Salimsyah (kiri), dan Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Nyoman Yetna, di sela sela perkenalan reksa dana Exchange Traded Fund (ETF), di Jakarta, Selasa (18/12/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Presiden Direktur PT Indo Premier Investment Management Diah Sofiyanti (tengah) berbincang dengan Direktur Ernawan R Salimsyah (kiri), dan Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Nyoman Yetna, di sela sela perkenalan reksa dana Exchange Traded Fund (ETF), di Jakarta, Selasa (18/12/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah produk reksa dana mampu mencatatkan return alias keuntungan yang cukup tinggi kendati indeks acuan masih berada di zona merah hingga pertengahan bulan ini.

Berdasarkan data Infovesta Utama, mayoritas indeks reksa dana masih mencatatkan kinerja negatif per 14 Desember 2018. Tercatat hanya indeks reksa dana pasar uang yang mampu menghasilkan return positif bagi investor. Indeks reksa dana saham, reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap masing-masing tercatat -4,61%, -2,19%, dan -2,70%.

Meski demikian, sejumlah produk reksa dana mampu membukukan kinerja yang cukup cemerlang. Produk reksa dana saham yang berhasil mencatatkan kinerja cukup baik antara lain Archipelago Equity Growth dengan return 36,51%, Simas Syariah Unggulan 34,49%, Cipta Ovo Ekuitas 34,09, Prospera Saham SMC 28,66%, dan Simas Saham Unggulan 27,31%.

Dari produk reksa dana campuran, ada Archipelago Balanced Fund dengan kinerja 28,39%, Narada Campuran I 26,20%, Sucorinvest Anak Pintar 26,02%, Simas Maju Berkembang 24,77%, dan Capital Optima Balanced dengan 21,28%.

Adapun, produk reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja terbaik adalah Simas Income Fund dengan return 14,17%, Corpus Bond Plus 11,54%, Simas Pendapatan Tetap Andalan 10,51%, Corpus Theologia Fixed Income Fund 7,44%, dan Simas Danamas Mantap Plus 7,01%.

Mewakili reksa dana pasar uang, Emco Pasar Uang Berkembang berhasil menorehkan kinerja terbaik dengan mencatatkan return 33,62%.

PT Shinhan Asset Management Indonesia menjadi salah satu manajer investasi yang menghasilkan return sangat tinggi melalui dua produknya, yakni Archipelago Equity Growth dan Archipelago Balance Fund.

"Kami memang ada strategi khusus yang diterapkan untuk reksa dana saham dan campuran. Kami memilih saham-saham dengan fundamental bagus," kata Direktur Utama PT Shinhan Asset Management Tjiong Toni saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (18/12).

Dia menambahkan, ada sejumlah sektor yang diandalkan oleh fund manager dalam mengelola portofolio investasi. Di antaranya adalah sektor perbankan yang memang mengalami perbaikan harga saham dalam beberapa pekan terakhir.

"Selain perbankan kami juga menempatkan dana investasi ke sektor konsumer, konstruksi, serta pertambangan. Itu yang menyebabkan produk juga bisa menghasilkan return tinggi," ujarnya.

Produk lain yang juga menghasilkan return tinggi adalah reksa dana campuran Sucorinvest Anak Pintar yang mencapai 26,02%. Sama dengan Shinhan, produk ini juga mengandalkan sektor perbankan dalam beberapa bulan terakhir.

Direktur Utama PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana menjelaskan, saat volatilitas di pasar saham sangat tinggi, fund manager banyak melakukan trading porsi saham. Dengan demikian, return masih tetap terjaga kendati pasar tengah turun.

"Pada saat market volatil, strategi trading dilakukan lebih sering untuk mendapatkan return lebih tinggi," kata dia. Jemmy menambahkan, strategi ini akan terus dilakukan hingga pergantian tahun.

Menurutnya, potensi pasar saham untuk bisa bullish pada tahun ini cukup sulit mengingat hingga pertengahan tahun indeks harga saham gabungan (IHSG) masih tertekan. Dia menilai, kondisi serupa juga terjadi di pasar obligasi.

Selain memaksimalkan trading saham, perseroan juga melakukan switching saham. Pada awal tahun, produk reksa dana saham dan campuran Sucorinvest mengandalkan saham sektor pertambangan.

"Akhir-akhir ini kami banyak di sektor finansial. Akhir tahun ini sampai Januari tahun depan saham-saham bank akan diuntungkan dengan kenaikan bobot di LQ 45," jelasnya.

Sementara itu, kinerja reksa dana indeks dan Exchange Traded Fund (ETF) masih negatif. Tercatat hanya satu produk yang menghasilkan return positif, yakni Premier ETF Sri Kehati yang sebesar 1,02%.

Direktur Utama PT Indo Premier Investment Management Diah Sofianti mengatakan, kinerja reksa dana indeks dan ETF memang terdampak oleh pergerakan indeks yang menjadi acuan. Dengan kata lain, jika indeks negatif maka ETF juga akan terseret.

"Kalau menggunakan indeks acuan tentu tergantung dari indeks itu sendiri. Kalau negatif reksa dana indeks dan ETF juga akan negatif juga," ujarnya.

Menurutnya, ETF berbasis sektoral memiliki potensi pemulihan yang cukup besar. Adapun sektor yang menurutnya akan positif pada akhir tahun adalah finansial, konsumer, dan infrastruktur. "Sudah ada beberapa ETF yang positif, terutama yang sektoral."

 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper