Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang melemah pada perdagangan Selasa (11/12/2018) setelah reli di saham teknologi AS tidak cukup untuk mengimbangi sejumlah kekhawatiran ekonomi dan politik global.
Indeks Topix ditutup melemah 0,91% atau 14,50 poin ke level 1.575,31, level terendah sejak Mei 2017. Sementara itu, indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,34% atau 71,48 poin ke level 21.148,02.
Dilansir Bloomberg, saham produsen elektronik dan mesin menjadi hambatan terbesar pada indeks Topix, sementara saham telekomunikasi menguat. Saham terkait energi turun karena minyak mentah mencatat pelemahan terbesar dalam dua pekan.
Saham Keyence melemah 3,25, sedangkan saham Panasonic dan Mitsubishi Electric melemah masing-masing 3,3% dan 2,9%. Di antara saham telekomunikasi, saham SoftBank menguat 2,5% sedangkan NTT Docomo naik 2,3%.
Sementara itu, yen memangkas pelemahan semalam terhadap dolar AS menyusul pemungutan suara kesepakatan Brexit oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May. Yen terpantau menguat 0,2% ke level 113,12 per dolar AS pada saat penutupan indeks.
Grup perdagangan mobil AS mendesak pemerintahan Trump untuk menunda pembukaan pasar AS yang lebih luas terhadap mobil asal Jepang hingga Tokyo menunjukkan komitmennya untuk melakukan hal yang sama.
Baca Juga
Wakil Perdana Menteri China Liu He, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer berbicara melalui telepon, menandakan bahwa dialog terus berlanjut meskipun ada pertikaian diplomatik atas penangkapan Chief Financial Officer Huawei Technologies Co.
"Sentimen pasar masih sangat lemah," kata Hajime Sakai, kepala fund manager di Mito Securities Co. di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg.
“Meskipun saham AS rebound, mereka belum cukup pulih untuk menuju reli buyback. Ada kekhawatiran yang menumpuk, dengan ketegangan perdagangan yang terjadi dan masalah Huawei masih tidak pasti," lanjutnya.