Bisnis.com, JAKARTA – Harga gula berhenti mengalami kenakan karena data pengolahan gula Brasil melampaui estimasi analis. Sebelumnya, harga mengalami kenaikan 3,4% karena adanya perkiraan penurunan produksi di Brasil bersamaan dengan spekulasi perlambatan produksi di India.
Harga gula juga sempat naik karena terdorong oleh prospek permintaan tebu untuk bahan dasar etanol. Adapun, pada pekan lalu, harga gula secara mingguan turun tajam hingga 5,3% dan menjadi penurunan terbanyak selama 4 bulan
Laporan dari Asosiasi Industri Gula Tebu Brasil Unica mencatatkan penggilingan tebu di Brasil Tengah dan Selatan mencapai 24,9 juta ton pada dua pekan pertama Oktober, sedangkan sejumlah analis memperkirakan pengolahannya hanya akan mencapai 24,2 juta ton. Selain itu, penjualan etanol hydrous domestik Brasil mencapai rekornya sebanyak 1,07 miliar liter.
Kepala opsi gula dan biji-bijian Marex Spectron di London Dev Gill mengatakan bahwa laporan Unica sedikit konstruktif tapi sebagian besar masih sejalan dengan ekspektasi kebanyak analis.
“Musim ini estimasinya mencapai 26 juta ton. Ada pertumbuhan realisasi bahwa panen tebu di India kemungkinan akan membutuk daripada perkiraan,” kata Robin Shaw, analis Marex Spectron, dikutip dari Bloomberg, Rabu (14/1/2018).
Harga gula di bursa Intercontinental Exchange (ICE) tercatat turun 0,33 poin atau 2,55% menjadi US$12,61 sen per pon dan membukukan penurunan harga secara year-to-date (ytd) hingga 16,82%. Harga gula anjlok dari titik tertinggi selama 9 bulan di posisi US$14,24 sen per pon pada 24 Oktober lalu.