Bisnis.com, JAKARTA— PT Waskita Beton Precast Tbk. merealisasikan 54,93% kontrak baru per Oktober 2018 dari target total Rp8,3 triliun yang dibidik pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast Ratna Ningrum menjelaskan bahwa telah mendapatkan beberapa kontrak baru pada Oktober 2018. Adapun, pekerjaan yang didapatkan di antaranya addendum tol Cibitung—Cilincing, addendum proyek Kulon Progo 1, addendum Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, serta proyek lainnya.
“Per Oktober 2018, nilai kontrak baru Rp4,56 triliun,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (13/11/2018).
Dengan nilai kontrak baru tersebut, emiten berkode saham WSBP itu telah merealisasikan 54,93% target kontrak baru 2018. Jumlah total yang dibidik senilai Rp8,3 triliun pada tahun ini.
Di sisi lain, Ratna mengatakan perseroan telah menerima pembayaran termin dari beberapa proyek pada Oktober 2018. Dana yang masuk berasal dari proyek jalan tol Bekasi—Cawang—Kampung Melayu, National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), jalan tol Bogor—Ciawi—Sukabumi, jalan tol Kunciran—Parigi, dan proyek lainnya.
“Perolehan termin pada Oktober 2018 sekitar Rp577 miliar,” imbuhnya.
Seperti diketahui, WSBP membukukan pendapatan Rp5,43 triliun pada 30 September 2018. Nilai yang dikantongi tumbuh 8,38% dari posisi yang sama tahun lalu Rp5,01 triliun.
Dari situ, perseroan mengantongi laba bersih Rp884,85 miliar. Pencapaian tersebut tumbuh dari Rp825,17 miliar pada kuartal III/2017.
Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi menilai WSBP membukukan nilai kontrak yang lebih baik hingga kuartal III/2018. Pihaknya menyukai langkah perseroan yang mengurangi porsi kontrak turn key sehingga tidak banyak mempengaruhi arus kas.
“Pencapaian nilai kontrak baru periode berjalan 2018 [kuartal III/2018] yang tidak sejalan dengan ekspektasi kami pandang secara positif, mengingat eksekusi proyek dalam pipeline di tengah kebutuhan pendanaan yang tidak sedikit akan lebih baik dibandingkan dengan mengejar pertumbuhan kontrak baru yang tinggi,” tulisnya dalam riset.
Sebagai catatan, Berdasarkan publikasi kinerja kuartal III/2018, kontrak dalam pengerjaan WSBP, per 30 September 2018, mengalami penurunan 19,44% secara tahunan dari Rp18,62 triliun menjadi Rp15 triliun. Adapun, realisasi nilai kontrak baru WSBP senilai Rp4,32 triliun per 30 September 2018 atau turun 48,82% dari posisi yang sama tahun lalu Rp8,44 triliun.