Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pertambangan batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyatakan bahwa volume produksi batu bara per September 2018 mencapai 60 juta—61 juta ton. Volume itu mencakup 67,82%-68,95% dari target produksi tahun ini sejumlah 88,64 juta ton.
Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengungkapkan, volume produksi batu bara perseroan melalui anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (AI) per September 2018 sekitar 60 juta—61 juta ton.
“Kami estimasi produksi Januari—September sekitar 60 juta—61 juta ton. Nanti akan diperjelas dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pada 31 Oktober 2018,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Selasa (9/10/2018).
Dileep menyampaikan, perseroan secara rutin mengonversi pendapatan dalam mata yang dolar AS ke rupiah. Mata uang rupiah digunakan dalam pembayaran kegiatan operasional.
Direktur Utama Bumi Resources Saptari Hoedaja menyampaikan, pada tahun ini perseroan sebagai produsen dan eksportir batu bara terbesar di Indonesia menargetkan pendapatan menembus US$5 miliar atau Rp75 triliun.
Sekitar 80% pendapatan perusahaan atau US$4 miliar atau Rp60 triliun dari ekspor dan penjualan ke dalam negeri akan dikonversi ke mata uang rupiah. Sisanya akan dipakai untuk keperluan belanja modal.
Baca Juga
Saptari menyampaikan, konversi pendapatan perseroan ke rupiah tidak akan memengaruhi margin pendapatan ataupun laba kotor. "Tidak ada yang berubah [dampak konversi pendapatan ke rupiah]," tuturnya saat dihubungi.