Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup menguat dalam perdagangan yang fluktuatif hari ini, Kamis (20/9/2018), di tengah optimisme atas pertumbuhan ekonomi global dan meredanya kekhawatiran atas perang perdagangan.
Indeks Topix ditutup menguat 0,1% ke level 1.787,60, membukukan reli penguatan di hari kelima sekaligus reli terpanjang sejak awal Juni. Adapun indeks Nikkai 225 ditutup menguat meski hanya 0,01% ke level 23.674,93
Sektor perbankan memberikan dorongan terbesar terhadap indeks Topix setelah imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun AS naik menuju level tertinggi tahun ini pada hari Rabu.
Sementara itu, produsen mesin juga menguat, mengikuti kenaikan bursa saham AS, setelah laporan menunjukkan bahwa defisit neraca berjalan AS saat ini menyempit lebih dari perkiraan ekonom di kuartal kedua.
Valuasi saham Jepang masih di bawah level tertinggi baru-baru ini, dengan indeks Topix diperdagangkan pada 13,4 kali prndapatan 12 bulan ke depan, turun dari 15,5 kali pada akhir Januari.
"Sementara ekonomi global tetap solid dan pendapatan perusahaan Jepang kuat, saham Jepang menjadi terlalu murah," kata Naoki Fujiwara, kepala fund manager untuk Shinkin Asset Management Co, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
"Apa yang terjadi minggu ini adalah beberapa penyesuaian valuasi saham Jepang yang tidak mencerminkan fundamental yang kuat," lanjutnya.
Sementara itu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memenangkan jabatan pemimpin partai penguasa, Partai Demokratik Liberal (Liberal Democratic Party/LDP) dengan masa jabatan tiga tahun, untuk ketiga kalinya berturut-turut. Abe pun dipastikan dapat menjadi perdana menteri terlama di Negeri Sakura.
Abe memenangkan 553 suara, atau hampir 70% dari 810 suara, dan mengalahkan lawan satu-satunya yaitu mantan Menteri Pertahanan Jepang Shigeru Ishiba.
Adapun kemenangan tersebut akan memuluskan jalan bagi Abe untuk meneruskan kebijakan moneter ultra longgar, yang telah membantu Jepang mencapai periode pertumbuhan ekonomi terkuatnya sejak 1990-an.