Bisnis.com, JAKARTA — Pasar gandum global bergejolak setelah kekeringan yang melanda wilayah penghasil di Rusia, Ukraina, Uni Eropa, dan Australia sehingga mendorong pengiriman komoditas pangan itu dari Amerika Serikat yang sebelumnya mengalami kemerosotan dan menumpuk.
Mesir sebagai pembeli terbesar gandum di dunia mendapatkan perhatian khusus di pasar komoditas itu setelah menerima tawaran pertamanya untuk gandum AS pada tahun ini dengan kontrak pembelian dilakukan pada Selasa (28/8/2018).
Perwakilan pialang SCB Commodity Brokers di Chicago Niko Anderson mengatakan bahwa penawaran gandum AS oleh Mesir bernilai lebih tinggi US$30 per ton dari posisi terendahnya. Permintaan itu juga menyusutkan pasokan gandum AS pada musim ini.
Mesir biasanya membeli gandum dari Laut Hitam yang lebih murah, tetapi tawaran dari AS itu juga menarik perhatian ketika pasokan dari wilayah pengahasil lain menyusut.
“Itu menjadi penawaran dengan nilai terbesar dalam daftar, tetapi seharusnya bisa menjadi dorongan bagi pengekspor gandum AS. Mungkin masih berat bagi AS untuk bersaing dengan pengekspor dari Rusia, karena pelemahan mata uang rubel membuat harga gandumnya lebih murah,” ujar Anderson, dikutip dari Bloomberg, Rabu (29/8/2018).
Mesir membeli 350.000 ton gandum Rusia dan Ukraina dalam tender lain, yang dijadwalkan akan dikirim pada periode 11—20 Oktober. Untuk saat ini, pelemahan nilai tukar rubel masih membantu ekspor gandum Rusia.