Bisnis.com, JAKARTA – Emiten otomotif PT Astra International Tbk. mengejar target pangsar kendaraan roda empat dapat mencapai 50% setelah pada beberapa bulan selama semester I/2018 sempat tertekan ke level sekitar 48%. Penurunan pangsa tersebut terdampak dari ketatnya persaingan.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menyampaikan selama semester I/2018, pangsa pasar Astra International sempat merosot ke level 48% bahkan 46% pada Juni 2018 . Kendati demikian, pangsa pasar berhasil menyentuh 51% pada Juli 2018.
“Kami berharap sampai akhir tahun nanti bisa sampai 50% [pangsa pasar], ini akan kami kejar terus. Pada semester I/2018, kontribusi laba bersih dari sektor otomotif kami flat namun ini sifatknya akan sementara,” ungkap Prijono di Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Prijono menyampaikan pada Juli 2018 perseroan telah beroperasi dengan kapasitas baru untuk memproduksi Rush dan Terios yaitu mencapai 13.000 unit per tahun dari sebelumnya hanya 7.000 unit. Kenaikan penjualan produk segmen SUV tersebut diyakini akan mampu mempertahankan pangsa pasar 50% hingga akhir tahun.
Berdasarkan data perseroan, Astra International berhasil memasarkan hingga 54.867 unit kendaraan selama Juli 2018, dari total penjualan domestik yang sebesar 107.431 unit. Pada semester I/2018, rata-rata pangsa pasar Astra adalah 48%, menurun cukup jauh dari semester I/2017 saat perseroan menguasai sekitar 55% pasar.
Sebagai catatan, pada paruh pertama tahun ini pasar nasional tumbuh 4%, tetapi penjualan kendaraan Astra justru mengalami penurunan 10%.
Prijono menjelaskan tambahan penjualan dari kapasitas produksi sebesar 13.000 unit tersebut, perseroan mengekspor 3.000 unit total Rush dan Terios. Fasilitas produksi terbaru itu akan menyokong margin sehingga meningkatkan laba kotor dari lini otomotif Astra.
“Dengan meningkatnya kapasitas produksi ini, akan mampu menaikkan pangsa pasar Astra. Kami berharap segmen otomotif akan menyumbangkan hasil [laba bersih] yang tidak lagi flat pada semester II/2018,” jelas Prijono.
Sementara itu, merespons kebijakan pemerintah untuk mengimplementasikan bauran biodiesel pada bahan bakar, manajemen menyatakan kendaraan yang diproduksi emiten dengan sandi ASII tersebut akan siap menerapkan B20 sesuai standar berlaku.