Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyedia jasa transportasi PT Steady Safe Tbk. berencana mengekspansi layanan armada bis perseroan ke beberapa daerah di luar Jakarta yaitu Tangerang, Payakumbuh, dan Bandung.
Pada tahun lalu, perseroan mendapatkan kontrak untuk memasok armada bis Transjakarta sehingga perseroan menyiapkan 116 unit armada baru pada tahun ini. Sejauh ini, emiten dengan kode saham SAFE tersebut hanya beroperasi di Jakarta.
Direktur Utama Steady Safe John Pieter Sembiring menyampaikan perseroan telah mendapatkan izin untuk beroperasi di Tangerang, Payakumbuh, dan Bandung. Perseroan menargetkan dapat beroperasi di ketiga wilayah tersebut pada kuartal IV/2018.
“Model kerja samanya seperti yang kami lakukan dengan Transjakarta, kami sudah melangsungkan diskusi dengan kota-kota tersebut. Targetnya paling tidak salah satunya terealisasi pada kuartal IV/2018, hopefully bisa di seluruh kota itu,” ungkap John pada Bisnis.com, Senin (13/8).
John menyampaikan, pada kerja sama tersebut, perseroan mengajukan untuk menggunakan kendaraan bis listrik sehingga dapat mengurangi polusi udara dan polusi suara. Menurutnya, sejauh ini pemerintah daerah menyambut baik rencana tersebut.
Saat ini, perusahaan sedang mengumpulkan informasi soal kebutuhan armada di daerah tersebut, jarak yang dapat ditempuh, sekaligus infrastruktur yang diperlukan karena SAFE juga akan membangun halte, separator, dan tempat pengisian energi.
“Sedang kami himpun data-datanya untuk kemudian kami masukkan ke pipeline investasi,” jelas John.
Langkah ekspansi perseroan tersebut merupakan bagian dari titik balik SAFE setelah pada 2017 tidak beroperasi sehingga membukukan penjualan nol. Simultan dengan mulai mengoperasikan 116 armada Transjakarta, SAFE menjajaki beberapa daerah untuk memperluas pasar.
Perseroan telah melakukan pembelian armada baru yaitu bis Volvo yang mulai bermasukan sejak Januari 2018. Setelah melengkapi infrastruktur bis seperti izin dan surat kelengkapan mengemudi, perseroan mengoperasikan armada-armada baru tersebut secara bertahap di bawah naungan rute Transjakarta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, SAFE membukukan pendapatan sebesar Rp19,96 miliar selama semester I/2018, setelah pada paruh pertama tahun lalu membukukan pendapatan nihil.
Perseroan membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp6,35 miliar, membesar 83,3% dibandingkan rugi bersih yang dibukukan perseroan pada paruh pertama tahun lalu yang sebesar Rp3,46 miliar.
John menyampaikan perseroan telah mengoperasikan armada full per pekan pertama Agustus 2018 yaitu 116 unit, dengan komitmen per hari sebesar 257 kilometer dan tarif per kilometer sebesar Rp20.500.
“Namun sekarang kami baru memenuhi 220 kilometer karena kondisi jalan Jakarta yang lebih macet. Pasti ada dampak ke revenue, oleh karena itu kami kompensasi ke bulan-bulan berikutnya. Pada semester II/2018 akan lebih baik karena kondisi jalan lebih normal,” ungkap John.
John menyampaikan perseroan telah menginvestasikan total Rp353 miliar untuk pembelian seluruh armada. Sebanyak 80% dari belanja tersebut disokong langsung oleh Indomobil Finance, sedangkan sisanya menggunakan dana dari pemegang saham.
Kendati pendapatan mulai masuk, perseroan harus cermat untuk mengelola finansial karena dihadapkan pada skema pembayaran rutin pada Indomobil Finance, sekaligu dituntut untuk mulai menumbuhkan laba bersih.
Berdasarkan dokumen perseroan, SAFE menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp116,36 miliar dan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp19,27 miliar pada tahun ini.