Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa kapal pandu dan tunda PT Jasa Armada Indonesia Tbk. belum merealisasikan dana yang diperoleh perseroan dari proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).
Entitas anak Pelindo II tersebut mulai memperdagangkan sahamnya di bursa efek pada 22 Desember 2017. Hingga akhir Mei 2018, perseroan belum menyentuh dana IPO tersebut.
Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Dawam Atmosudiro mengungkapkan perseroan belum menggunakan dana IPO untuk keperluan investasi karena perusahaan akan membayar belanja kapal saat kapal selesai.
“Dana IPO belum digunakan karena dana tersebut untuk investasi. Investasi kapal itu membutuhan paling cepat satu tahun. Kami sudah alokasikan dananya, tinggal menunggu kapalnya selesai,” ungkap Dawam dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Dawam mengungkapkan pada tahun ini perseroan menganggarkan Rp248 miliar untuk pembelian empat unit kapal tunda. Hingga tahun depan, Dawam menyampaikan IPCM berencana membeli 6—8 unit kapal.
Dana pembelian kapal sebesar Rp248 miliar tersebut akan bersumber dari dana yang diperoleh perseroan dari dana IPO dan dana internal peseroan.
Adapun, emiten penyedia jasa kapal pandu dan tunda tersebut meraup Rp461,89 miliar pada IPO akhir tahun lalu. Dengan biaya yang dikeluarkan untuk IPO sebesar Rp22,36 miliar, perseroan mengantongi dana bersih sebesar Rp439,53 miliar.
Saat ini, serapan dana tersebut masih nol. Perseroan menempatkan dana hasil IPO dalam bentuk deposito pada Bank BTN sebesar Rp250 miliar dengan tingkat suku bunga 6,2%, sisanya Rp189 miliar ditempatkan dalam bentuk giro pada Bank Mandiri.
Direktur Keuangan Jasa Armada Indonesia Herman Susilo mengungkapkan perseroan melaksanakan tender terbuka untuk dapat membeli empat kapal tunda pada tahun ini. Manajemen akan menunjuk pemenang tender tersebut pada tahun ini.
“Targetnya [penunjukan pemenang tender] mundur karena ternyata peserta tender yang mendaftar ada 20, dan kami harus meninjau galangan kapalnya satu per satu. Peserta tendernya ada dari pihak BUMN dan swasta,” ungkap Herman.
Herman menyampaikan saat ini perseroan juga tengah melakukan upaya negosiasi pada peserta tender untuk dapat membayar seluruh harga kapal saat kapal selesai dibangun. Sebagaimana diketahui, pembayaran kapal pada umumnya dilakukan sesuai persentase progres.
Saat ini, Jaa Armada Indonesia mengelola 73 kapal, di mana hanya 23 di antaranya merupakan aset miik IPCM sedangkan sisanya merupakan kapal sewa dan aset milik induk usaha perseroan yaitu Pelindo II.