Bisnis.com, JAKARTA--Kendati pasar obligasi domestik sempat tertekan, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) belum melihat indikasi surutnya minat korporasi menerbitkan instrumen surat utang untuk menggalang dana segar dari pasar modal.
Salyadi Saputra, Direktur Utama Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo, mengatakan bahwa sejauh ini Pefindo memang belum banyak mendapatkan tambahan mandat baru untuk pemeringkatan emisi obligasi.
Lagi pula, umumnya mandat yang masuk dari kalangan emiten akan menggunakan buku laporan keunagan Desember 2017, yang mana berarti emisinya paling telat sekitar Juni. Akan sangat terlambat bagi emiten bila baru mengajukan permohonan pemeringkatan bulan ini.
Adapun, hingga awal April lalu, mandat pemeringkatan emisi obligasi yang dikantongi Pefindo dan belum terbit sangat tinggi mencapai Rp82,58 triliun.
Salyadi mengatakan, nilainya belum banyak berubah hingga awal Mei setelah beberapa emiten di antaranya merealisasikan penerbitan obligasi.
Menurutnya, sejauh ini Pefindo belum mendapatkan informasi adanya emiten yang membatalkan rencana emisi obligasi setelah mengajukan mandat pemeringkatan kepada Pefindo. Beberapa emiten yang telah merealisasikan penerbitan obligasi juga masih sesuai dengan rencana awal.
Baca Juga
“Mandat yang kami terima untuk pemeringkatan obligasi kebanyakan listing-nya nanti di Juni. Kita belum tahu nanti apakah setelah Juni ada yang cancel atau downsize. Kita belum dapat kabar, so far masih sesuai,” katanya, Rabu (23/5/2018).
Salyadi mengatakan, sejauh ini memang belum ada emiten yang mengajukan mandat dengan menggunakan buku Maret 2018. Namun, hal tersebut tidak berarti ada indikasi penurunan minat emisi obligasi setelah pasar makin melemah saat ini.
Menurutnya, rata-rata emiten memang jarang menerbitkan obligasi dengan menggunakan buku laporan keuangan Maret. Oleh karena itu, realisasi penerbitan Juni 2018 dengan buku Desember 2017 akan lebih banyak memberi gambaran tentang seberapa toleran emiten terhadap pelemahan yang terjadi di pasar obligasi.