Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront Securities Indonesia menganalisa aksi sejumlah emiten dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (9/5/2018).
Berikut analisa aksi sejumlah emiten:
- BYAN Dapat Pinjaman US$25 Juta Dari BBNI
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) pada 4 Mei 2018 telah menandatangani Perjanjian Fasilitas kredit maksium sebesar US$25 juta dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Fasilitas yang diberikan tersebut berupa penerbitan LC/SKBDN, SBLC Sub limit Garansi Bank baik dalam mata uang rupiah dan dolar AS untuk jangka waktu satu tahun sejak penandatanganan. Tujuan penggunaan fasilitas ini adalah untuk membiayai kebutuhan operasional perseroan dan anak usaha. Fasilitas ini dijamin dengan gadai deposito dari perusahaan dalam grup usaha perseroan yang memerlukan fasilitas tersebut.
- Anak Usaha SHIP Dapat Pinjaman USD12,5 Juta
Anak usaha PT Sillo Maritime Tbk (SHIP) yakni PT Suasa Benua Sukses (SBS) kembali mendapatkan pinjaman, yaitu berasal dari UOB Kay Hian Credit Pte Ltd Singapura. Fasilitas pinjaman yang diperoleh 4 Mei 2018 ini berupa bridging loan sebesar USD12,5 juta. Fasilitas ini digunakan untuk pembiayaan kapal FSO Scarlet Trader selama kapal FSO tersebut berada dalam masa konversi dan akan dilunasi melalui peningkatan modal SBS yang akan diambil perseroan. Menurut manajemen perseroan, pinjaman tersebut tidak berdampak negatif terhadap neraca keuangan perusahaan. Pinjaman akan menunjang kegiatan operasional dan kelangsungan usaha entitas anak serta perseroan.
- ABMM Akan Akuisisi Tambang Pada Tahun Ini
PT ABM Investama Tbk (ABMM) siap menyelesaikan aksi akuisisi tambang pada semester pertama tahun ini. Perseroan akan mengakuisisi tambang batu bara dengan dengan tipe kalori 4.200 kcal/kg. Perseroan telah mengkaji 125 perusahaan tambang. Perseroan sudah memiliki short list, ada sekitar 5 tambang batubara yang sedang diperhatikan, di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pertimbangan yang dilakukan ABMM dalam mengakuisisi tambang batubara adalah keterjangkauan logistik dan tambang brownfield. Manajemen perusahaan ingin mengakuisi tambang brownfield agar pada tahun ini bisa langsung berkontribusi pada EBITDA. Telah ada dua bank yang mendukung aksi akusisi perusahaan tambang perseroan dengan menawarkan pinjaman masing-masing senilai USD100 juta dan USD150 juta. Perseroan juga masih memiliki kas senilai USD150 juta.
- COWL Anggarkan Belanja Modal Rp211 Miliar
PT Cowell Development Tbk (COWL) menganggarkan belanja modal Rp211 miliar pada 2018 untuk kebutuhan penyelesaian proyek perseroan. Perseroan menganggarkan belanja modal tahun ini untuk penyelesaian sejumlah proyek berjalan. Adapun, pengembangan yang tengah berlangsung yakni Borneo Paradiso, Kalimantan Timur dan pembangunan perumahan The Banyan, Cikarang. Perseroan akan memprioritaskan pengembangan rumah tapak atau landed houses pada 2018. Kategori tersebut dinilai memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan produk properti lainnya.
- Per April, WTON Bukukan Kontrak Baru Rp2,05 Triliun
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) telah membukukan kontrak baru sebesar Rp 2,05 triliun hingga akhir April 2018. Pencapaian tersebut setara 27,1% dari total target perusahaan tahun ini yang mencapai Rp 7,56 triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun 2017, pencapaian kontrak baru tersebut tumbuh 15,5%. Pada April 2017 lalu, perusahaan membukukan kontrak baru Rp 1,8 triliun. Perseroan memproyeksikan kontrak baru perusahaan tahun ini akan tumbuh sekitar 7% dibanding perolehan tahun lalu. Meskipun target tersebut hanya moderat, namun peluang untuk tumbuh lebih tinggi masih ada