Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks Topix Jepang mampu berakhir di zona positif pada perdagangan hari ini, Senin (7/5/2018), saat kinerja nilai tukar yen melemah terhadap dolar AS.
Indeks Topix dibuka dengan penguatan 0,15% atau 2,74 poin di level 1.774,26, dan berakhir naik 0,09% atau 1,66 poin di level 1.773,18. Indeks Topix rebound setelah berakhir turun dua hari berturut-turut sebelumnya.
Dari 2.080 saham pada indeks Topix, 1.210 saham di antaranya menguat, 770 saham melemah, dan 100 saham stagnan. Saham Sony Corp. dan Daiichi Sankyo Co. Ltd. yang masing-masing menguat 2,26% dan 5,13% menjadi pendorong utama terhadap rebound Topix pada akhir perdagangan hari ini.
Di sisi lain, indeks Nikkei 225 hari ini berakhir turun 0,03% atau 5,62 poin di level 22.467,16, setelah dibuka dengan kenaikan 0,18% atau 40,44 poin di posisi 22.513,22.
Sebanyak 99 saham menguat, 117 saham melemah, dan 9 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang turun 0,75% menjadi penekan utama terhadap pergerakan Nikkei, diikuti Nitto Denko Corp. (-1,97%) dan Kyocera Corp. (-1,20%).
Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau melemah 0,08% atau 0,09 poin ke posisi 109,21 per dolar AS pada pukul 14.40 WIB, setelah dibuka stagnan di level 109,12. Pelemahan yen sekaligus menghentikan apresiasi tiga hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Baca Juga
Dilansir Bloomberg, indeks acuan Topix berakhir lebih tinggi, setelah bergerak fluktuatif, saat aktivitas perdagangan investor di Tokyo kembali setelah libur akhir pekan yang panjang.
Dari Amerika Serikat (AS) dilaporkan, tingkat pengangguran turun mendekati level terendahnya dalam 17,5 tahun di 3,9%. Namun rata-rata penghasilan per jam naik lebih kecil dari perkiraan sebesar 0,1% pada bulan April.
“Kondisi kepegawaian di AS terlihat baik, sedangkan kenaikan upah terjadi pada laju moderat, sehingga memungkinkan investor untuk menggambarkan hal positif bagi ekuitas,” kata Mamoru Shimode, chief equity strategist di Resona Bank Ltd.
“Tapi banyak juga yang merasa perlu mencermati data laba perusahaan terlebih dahulu, sehingga meninggalkan pasar tanpa arah,” tambahnya.