Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Semen Baturaja (SMBR) Minta Kebijakan Insentif untuk Sektor Properti

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. menilai insentif bagi industri properti akan mengerek kinerja keuangan produsen semen yang masih tertekan akibat kelebihan pasokan.
Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk Rahmad Pribadi menjawab pertanyaan wartawan , saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Jumat (19/5)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk Rahmad Pribadi menjawab pertanyaan wartawan , saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Jumat (19/5)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com,JAKARTA — PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. menilai insentif bagi industri properti akan mengerek kinerja keuangan produsen semen yang masih tertekan akibat kelebihan pasokan.

Direktur Utama Semen Baturaja Rahmad Pribadi mengklaim terjadi perbaikan kinerja operasional perseroan pada kuartal I/2018. Di tengah kondisi kelebihan pasokan, emiten berkode saham SMBR itu membukukan kenaikan EBITDA Margin dari 20% menjadi 23%.

Akan tetapi, dia menyebut kelebihan pasokan menyebabkan harga penjualan rata-rata perseroan terkoreksi pada kuartal I/2018. Menurutnya, harga penjualan SMBR terkoreksi 6% selama periode tersebut.

“Kenaikan harga batu bara bisa diimbangi dengan perbaikan efisiensi biaya produksi. Jadi, secara EBITDA Margin masih naik,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (2/5/2018).

Rahmad mengungkapkan, penyebab turunnya laba bersih akibat biaya depresiasi dan bunga terkait dengan Pabrik Baturaja II. Selain itu, kenaikan harga batu bara memengaruhi EBITDA perseroan.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, sambungnya, perseroan akan tetap menjalankan strategi “Inisiatif Tiga Gajah” yang terdiri atas cost leadership, market expansion, dan business process streamlinin. Pasalnya, langkah itu menurutnya mampu memperbaiki kinerja operasional.

Terkait regulasi, dia menyebut perlu adanya peran aktif dari pemerintah untuk mengerek kinerja produsen semen. Dalam jangka pendek, diperlukan pembatasan impor klinker dan pembangunan pabrik baru.

“Sementara, dalam jangka menengah diperlukan insentif bagi sektor properti karena korelasi pertumbuhan dengan industri semen sangat erat,” paparnya.

Seperti diketahui, pendapatan SMBR tercatat tumbuh 20,27% secara tahunan dari Rp327,77 miliar menjadi Rp394,21 miliar pada kuartal I/2018. Namun, laba bersih yang dikantongi perseroan tergerus 60% secara tahunan menjadi Rp12,66 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper