Bisnis.com, JAKARTA – Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya hari ini (30/4/2018) menuturkan bahwarupiah mengalami penguatan, didorong oleh faktor teknikal setelah sempatmenyentuh level psikologis Rp13.900 per dolar AS.
Rupiah telah dibuka menguat 19 poin di level Rp13.874 per dolar AS pada perdagangan Senin (30/4) setelah ditutup melemah 2 poin di level Ro13.893 per dolar AS pada sesi sebelumnya.
Terpantau, pada pukul 14.00 WIB, mata uang garuda menguat 3 poin atau 0,02% menjadi Rp13.890 per dolar AS. Secara year-to-date (ytd), rupiah melemah 2,34%.
“Penguatan rupiah ini adalah penguatan lanjutan sejak Jumat kemarin yang didorong oleh faktor teknikal paska rupiah menyentuh level psikologis Rp13.900,” papar ATPF.
“Faktor teknikal yang juga ditopang oleh aksi profit taking pelaku pasar terhadap dolar AS ini mampu menolong penguatan rupiah,” lanjutnya.
ATPF menjelaskan bahwa selain faktor teknikal, pelaku pasar juga merespon positif kesiapan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga gejolak rupiah dengan wacana kenaikan suku bunga.
Sentimen domestik lainnya juga datang dari jelang rilis data inflasi domestik yang dinantikan oleh pasar, mengingat gejolakpelemahan rupiah yang diprediksi akan berdampak pada laju inflasi.
“Hingga saat ini pasar masih percaya laju inflasi untuk April masih akan terkendali dan kondisi ini memberi dorongan positifuntuk rupiah,” lanjutnya.
Kendati demikian, ATPF menambahkan, mata uang garuda juga berpotensi mengalami tekanan yang cukup terbuka mengingat pada pekan ini akan diadakan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terkait suku bunga The Fed yang diprediksi akan mengalami kenaikan.